Rabu, 30 September 2020

Desperate

taukah?usaiku sudah mendekati kepala 3 tapi tak kunjung aku mendapatkan seorang teman hidup.. sudah ku ajukan sejak 2013 tapi tak kunjung berbuah hasil, penolakan demi penolakan ku dapat.. tanpa tau kenapa aku tertolak, jika karena rupa.. Rabb ini Rupa ciptaan Mu yang terbaik yang engkau berikan untukku, tak adakah kelebihan yang bisa dinilai dari ku hingga mungkin bisa menutupi segala kurangku.. Rabb.. aku Yakin Jalan Engkau lebih indah dari yang kubayangkan, aku yakin Engkau takkan dzolim padaku.. yaa Rabb didunia ini aku sudah tak punya wali, bukankah Engkau langsung yang akan Manjadi waliku? Orang mengira aku diam tak mencari Rezeki itu Ya Allah, Rezeki pendamping yang baik.. aku berusahaa, bertanya sana sini, meminta tolong pada mereka yang bisa mungkin menolongku, aku butuh pendamping, aku butuh Imam yaa Rabb yang bisa menuntun ku lebih dekat dengan Mu.. Dosaa ku terlalu banyaak sehingga aku harus menempuhnya seorang diri, aku ingin beribadah panjaaang yaa Allah.. Engkau yang Maha Menolong, tolong hambaaa.. tidak ada lagi yang bisa menolong kecuali Engkau Yaa Allah Yaa Rabb jangan tinggal aku walau sekejap mata..

Rabu, 31 Oktober 2018

Surat Cinta dari siswa :D

      Betapa baiknya Allah, kadang kita tak menyadari dan kurang mensyukuri apa-apa yang sebenernya ada disekeliling kita, karena kita berfokus pada yang kurang atau bahkan tak kita miliki..

salah satunya adalah ketika, ada seorang siswa yang padahal aku hanya mendampinginya belajar cuma 2 tahun saja, terasa seperti adik sendiri, dia yang ujian kita yang degdegan.. dia yang nerima pengumuman kita juga yang degdegan..

Allah aku menyayangi mereka bukan karena mereka siapa atau kenapa, aku mau mengajari mereka berabagi dengan mereka.. karena aku ingin semua ini kelak akan jadi jariyah di akhirat jadi pahala yang bertumpuk yang tak pernah kuduga..

terharu akan doanya
siswa ini akhirnya diterima di jurusan yg ia cantumkan disurat itu, semoga apa yang baik yang kau terima diteruskan, sedangkan yang kurang baik dihempaskan saja.

selamat berjuang dik, dijenjang yang lebih tinggi.




*latepost

Minggu, 21 Oktober 2018

come back, bersih-bersih

berdebu, karena tak di urus, di sentuh bahkan dikunjungi..
banyak cerita, yang baiknya memang dituangkan dalam sebuah kisah..

bukan untukku tapi untuk semua orang yang bisa jadi ada hikmahnya,

slogan masih tetap sama meninggalkan jejak memberikan inspirasi
inspirasi tanpa batas.

Jumat, 18 November 2016

langit terang terus silih berganti dengan gelap, namun kini semua berlangsung begitu cepat.. hingga terkadang mengapa gelap seperti lebih lama menghampiri, ketimbang saat terang..
dan tak jarang langit gelap mengeluarkan apa yang ada dibaliknya air yang sudah terlalu jenuh ia simpan ia keluarkan, hingga terkadang tiada henti

Jumat, 04 Maret 2016

Masa menanti yang lebih produktif

Bismillah..

Ini bukan bermaksud tulisan untuk galau, tapi lebih kepada penguatan untuk mereka yg dalam masa penantian..

Masa penantian apa? Saya yakin sudah paham maksud saya penantian disini apa..
Usia krusial 23/24/25, usia 26/27/28 dst sudah masa injury time kalau dalam istilah sepakbola,

Saya jadi kebingungan mengurainya dari mana, karena saya bukan termasuk yang berpengalaman karena saya masuk disalah satu kategori diatas,
Teringat perkataan seorang pembicara dalam suatu majelis ilmu bahwa perempuan akan tenang bila telah menemukan pasangannya, tenangnya seperti apa? Hanya yang sudah memiliki pasangan yang tahu bagaimana ketenangan yang dimaksud,
Dan kategori usia diatas perempuan mengalami yang namanya sindrom gelisah gelisah yang tak tau menggelisahkan apa.. dan hampir semua perempuan merasakan ini bagi yang mereka masih sendiri. Penantian, kenapa penantian itu disematkan pada perempuan? Karena sejatinya wanita itu menanti bukan menunjuk, mengapa? Karena perempuan, eh  enak dengan sapaan wanita ya? Oke kita sebut wanita aja ya..

Wanita itu memiliki sifat perasa yang dominan, apa jadinya ketika ia menunjuk yang akhir ujungnya adalah sebuah penolakan? Butuh berapa lama ia akan normal kembali? Meskipun saat ini tak sedikit wanita yang menunjuk, tapi tetap mayoritas yang lain lebih memilih menanti,
Sampai terkadang saya terperangah melihat banyaknya wanita yang usianya jauh diatas saya masih menanti.. ada beberapa faktor sebenarnya, bisa dari kriteria yang terlalu tinggi, atau terlalu fokus dengan kehidupan yang lain, padahal ini pun adalah sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam.

Kemudian sharing-sharing bersama rekan sejawat, perkara jodoh ini ibarat kita melamar kerja..

Ada kalanya kita suka dengan kerja tersebut tapi tempat kerjannya tidak sesuai dengan kualifikasi yang kita miliki, adakalanya kita yang sudah sesuai kriteria mereka, tapi ternyata kita tidak cocok dengan sistem kerjanya, sampai akhirnya kita menemukan yang pas.

Dan adapula yang mengumpamakan seperti ajal,

Kita tak pernah tau datangnya kapan, ada yang awalnya lengah tak peduli, tiba-tiba datang., ada yang sudah menanti tapi tak kunjung datang, karena sama seperti ajal.. ajal bukan datang pada mereka yang sedang sakit dan sudah tua, tapi ajal datang pada mereka yang sudah datang ajalnya..

Sama halnya dengan jodoh dia akan datang pada mereka yang sudah waktunya datang menurut Allah..

Lalu penguatannya dimana ini?

Gini sahabat, saya merasakan betul ke gelisahan itu saat ini, tapi kemudian saya sharing bersama rekan-rekan sejawat tentang hal ini, saling menguatkan..
Kita mengetahui ini sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalm, yang terpenting adalah kita berikhtiar dengan cara yang baik, ntah meminta perantara pada kk tingkat, sodara, guru, dan mungkin kpada teman kita yg sudah menikah , (jangan sekali-kali meminta tolong pada yang belum menikah ya.. kenapa? Karena itu akan melukai mereka, karena ini perkara ibadah jadi sebaiknya mereka mendahulukan dirinya sendiri) oke lanjut ya..
setelah kita berikhtiar, terus luruskan niat, perbaiki diri, dan berdoa dengan sebaik-baiknya doa pada Allah subhanawata’ala.. hasilnya? Itu bukan wilayah kita itu sudah wilayahnya Allah Subhanawata’ala

Lantas apa yang harus kita gunakan dalam mengisi masa penantian?
Isilah hari-harimu dengan produktif, belajar, berkarya, mengahafal al-qur'an dll. Belajar disini jangan dideskripsikan dengan hanya sekedar kuliah ya.. karena saya mendapati beberapa fakta bahwa beberapa wanita melanjutkan sekolah yang lebih tinggi karena tak kunjung datangnya sesorang yang selalu ia nanti, (melarikan masalah ke hal lain adalah sama dengan menunda masalah tersebut) lantas bagaimana?

Jika ingin melanjutkan sekolah silakan, dengan catatan bukan sebuah pelarian karena tidak tercapainya suatu hal, mesti ada tujuan jelasnya sekolah untuk apa? Dan setelah itu bagaimana..

Bulan-bulan ini banyak sekali yang sebar undangan, bagi mereka yang dalam masa penantian pasti merasakan yang namanya ‘gondok’ atau bahkan sedih dan kemudian berdoa “semoga setelah ini gilaranku”. Cuma dahsyatnya mereka pandai menyembunyikan ini.. itulah wanita :)

Saudariku, Begitu banyak nikmat Allah yang kita rasakan, yang terkadang kita luput menghitungnya.. kita terlalu sibuk menghitung apa saja yang kita ingin dapatkan, lupa menghitung yang sudah kita dapatkan dari Allah..

Saya tak tau apa yang akan saya sarankan ini sesuai atau tidak,
Melihat kondisi akhir zaman ini, seolah kekacauan itu tinggal menunggu waktu,, dan jika kita terus mengikuti kegelisahan kita yang tak karuan, alangkah baiknya kita arahkan kearah yang lebih baik, contohnya apa sih yang real? Ingatkah kita bahwa apabila keturunan adam wafat terputuslah semua amalannyakecuali 3 hal, sodakoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh..

Jika kita tidak bisa dapatkan anak sholeh dari keturunan kita, karena belum kunjung menggenapkan separuh dien kita, apa lantas kita berdiam diri saja, tapi hey Allah ternyata memberi keadilan, jika kita tak bergelimang harta kita dan tak bisa sodakoh jariyah, masih ada sisi ilmu yang bermanfaat, setiap manusia yang berakal pasti membawa sebuah ilmu baru, meskipun hanya ilmu menyemir sepatu/menyapu.. tapi ternyata itu tetap dilihat sebagai ilmu yang bermanfaat jika kita bagikan pada yang lain.

Jadi bersabarlah wahai wanita, jika penantian kita isi dengan hal yang baik, produktif dan lebih pada mendekatkan diri pada Allah, In sya Allah tak akan sia-sia, pun jika ternyata ajal yang menjemput kita lebih dulu kita sudah tidak terlalu menyesal karena kita sudah mencoba menyiapkan diri kita dengan segala kemungkinan yang ada..

Atau kita bisa mengisi hari-hari kita tentang belajar manajemen rumah tangga, parenting sekarang seminar-seminarnya balatak dimana-mana, yang namanya proses belajar mah dimana kapan dan sampai kapanpun, jadi teruslah belajar karena tak ada yang sia-sia, suatu saat akan digunakan ilmu tersebut.

Bersabarlah sahabatku, karena seiring dengan perbaikan diri Allah sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk kita, semakin dekat dengan Allah hidup kita akan jauh lebih tenang, bukankah ketenangan hati yang kita dambakan? Ternyata tetap bisa kita dapatkan ketenangan hati dengan terus berdekatan dengan Allah, ketenangan yang hakiki karena itu jatuh cinta sesungguhnya, jatuh cinta yang menenangkan, Hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang, Tenang yang menguatkan bukan melalaikan.

Jadi, mari kita manfaatkan waktu-waktu kita untuk berkarya dan bermanfaat bagi sekitar kita, ikhtiar perlu, tapi hasil sudah wilayah Allah, maka disini keimanan kita diuji, meyakini bahwa Allah akan memberikan kita yang terbaik.
Tak perlu harus tebar pesona, hanya dalam rangka menarik hati lawan jenis, mari kita senantiasa menarik perhatian Allah dalam setiap amalan kita dan sembunyikan dari manusia lain.

“salah satu tanda akhir zaman, adalah kebanyakan wanitanya memikirkan perkara jodoh saja hingga lupa perkara hari akhir”

“orang cerdas adalah mereka yang mempersiapkan kematiannya”

Sebagai pembanding, (tapi ga bisa dibandingin deng, udah jelas jauh.. ini ada tulisannya ust.salim a fillah)

Ringkasan ~ Jodoh, dipilih atau memilih? PERTAMA: Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya. Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran: Maryam dan Asiah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? NO! Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

 KEDUA: Bagaimana pandangan tentang jodoh? Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.

KETIGA: Bagaimana tentang nasib dalam perjodohan? Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.

 KEEMPAT: Bagaimana tentang hal nafkah rezeki? Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.

 KELIMA: Bagaimana cara menjemput jodoh? Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.

KEENAM: Bagaimana tentang taaruf? Dalam urusan jodoh, ta'aruf adalah proses seumur hidup. Rumus terpenting: Jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.

KETUJUH: Bagaimana cara mengenali calon pasangan yang baik? Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan empat pihak, yakni interaksinya ke Allah, ibunya, teman sebayanya, dan anak-anak.

KEDELAPAN: Seperti apa bentuk ikhtiar wanita? 1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan. 2. Meminta bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif. 3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat. Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan tulisan tangan. Konsekuensinya satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.

KESEMBILAN: Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? Perlukah menunggu? Sabar itu memang tidak ada batasnya. Tapi ada banyak pilihan sabar. Silakan pilih: Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya berlalu. Satu hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan kita bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.

KESEPULUH: Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal seorang pangeran tapi shalih datang melamar? Bolehkah ditolak? Tanyakan pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan keluargamu ke syurga? Sekian. Semoga bermanfaat. oleh ust Salim A. Fillah



*to be continued

Senin, 29 Februari 2016

Pintu Syurga Kita..



Hanya Nabi Adam alaihissalam yang lahir tanpa Orang Tua, Karena Allah yang menciptakannya langsung tanpa perantara, adapula Nabi Isa alaihissalam
Dan kita saat ini diciptakan Allah langsung dan dilahirkan lewat perantara orangtua, masalah kita lahir lahir ada orang tua atau tidak itu lain soal..
Yang jelas kita hadir didunia karena ada orangtua kita..
Sering sekali mendengar,membaca berita orang tua menyiksa anak, menganiya atau tidak mengasuh anak, sentral sekali..
Tapi jarang sekali diexpose walaupun ada yang diexpose hanya sedikit yaitu, ketika anak yang menelantarkan orangtua.. dan itu tingkatannya yang sudah sampai diexpose sudah sangat keterlaluan mungkin ya..

Sekarang ilmu parenting sudah semarak dimana-mana,pasangan muda mudi yang akan menikah dan sudah menikah begitu semangat menggemborkan ilmu parenting, luarbiasa zaman berubah.. manusia begitu cepat belajar…
Lantas ketika kita sudah menerima ilmu parenting, tak sedikit yang akhirnya becermin, bagaimana saya dididik orangtua dahulu.. lalu kita dapat sebuah kesimpulan sederhana “saya sepertinya dulu salah dididik orang tua ”, “saya anak sapi dulu”, “saya anak pembantu”.. dan statement lain yang menunjukkan dulu kita tidak dapat kondisi ideal dalam asuhan orangtua,
Apakah itu salah?mungkin tidak..
Dan apakah orangtua kita juga salah, mungkin sebagian jawab ya.. tapi menurutku tidak..
Saat ini pula, beredar edukasi mendidik anak dari Ibu Elly Risman seorang Psikolog, bahwa perilaku anak yang menyimpang itu bisa terjadi dari salahnya pola asuh anak,
Itu bagus, mendidik!

Disatu sisi saya pernah mengikuti pelatihan AI bersama Kang Idzma Mahayattika founder KIDZmile Foundation, ada fakta baru yang baru saya sadari dari hasil pelatihan itu..
Bahwa “dibalik keburukan selalu ada maksud baik disana” contohnya orang yang mencuri dalihnya adalah untuk makan sehari-hari atau untuk memberi makan keluarganya, jangan dulu menyoroti apa yang dilakukannya, tapi lihat kedalam ada maksud baik disana meskipun caranya pun tak bisa kita benarkan.
Lantas apa hubungannya dengan bahasan orangtua?
Orangtua umumnya ketika anaknya lahir kedunia, ia menginginkan sekali anaknya menjadi anak yang membanggakan dan anak yang sukses, betul?
Urusan cara mendidiknya seperti apa, itu bukan fokus utama saya menulis ini.. yang digaris bawahi adalah orangtua selalu memiliki harapan baik pada anaknya dan ia akan melakukan segala cara agar anaknya menjumpai kebahagiaan. Mereka tak ingin anaknya menemui kesulitan seperti yang mereka alami.. kurang cukupkah itu sebagai dasar bahwa mereka mengingankan yang terbaik untuk anaknya?
Oke, kita balik lagi ke bahasan saat ini, ketika kita belajar ilmu parenting dari seorang pakar yang luar biasa, dan kita merasa mendapatkan ilmu yang sangat banyak dan terkadang terselip merasa paling tau #naudzubillah hingga akhirnya kita bisa menjudge orangtua kita begini begitu,
Hey maksud ilmu parenting itu untuk menjadikan pelajaran kelak kita akan menjadi orang tua yang seperti apa, bukan untuk menjudge orang tua kita bagaimana,
Kemudian dilematis dihadapi seorang perempuan bekerja atau tidak?
Masalah itu rame sekali diperbincangkan..
Pernah suatu ketika Jaulah (Kunjungan) ke Teh Yuria Cleopatra praktisi ilmu parenting dan seputar kemuslimahan juga..
Bahwa Tugas Perempuan yang utama setelah menikah adalah
1.      Taat Pada Suami,
Karena setelah menikah Suami adalah jalan syurga Kita, Ya Taat kuncinya.
2.      Mengurusi Keluarga
Mulai dari rumah tangga, pola asuh anak, keuangan dsb
3.      Mengeksplore Keahlian
Maksudnya diri mengeksplore kebermanfaatan kita seperti apa yang bisa kita lakukan buat sekitar..
(Banyak sih poinnya tapi segitu aja dulu yah)
Nomor itu menunjukkan prioritas, jadi yang utama yaitu taat pada suami.. jika kita sedikit ulas sebuah kasus misalnya “bolehkah perempuan/haruskah istri bekerja?” (nah itu silakan ditanyakan pada suami yang sudah punya suami :D yang belum nanti kalau udah punya tanyain ke suaminya #selftalk)
Jadi intinya mengkomunikasikan semuanya pada suami boleh tidak bekerja,
Ya jika diizinkan bekerja silakan dengan melihat poin yang kedua yang harus dipertimbangkan, atau misal ada kondisi dimana istri memang harus bekerja untuk membantu suami, dan ternyata suami juga tak melarang, ya silakan dilakukan karena kuncinya taat pada suami. Clear?
Poin ke 2 mengurusi keluarga.. itu prioritas kedua setelah taat pada suami ya kita mengurusi keluarga, sudah menjadi konsekuensi seorang perempuan ketika memutuskan menjadi seorang istri, ya mau tidak mau, suka tidak suka harus mengurusi keluarga dari segala aspek.
Poin ketiga itu optional, maksudnya adalah sesuai kapasitasnya masing-masing masih memungkinkan atau tidak melakukan poin ketiga, tapi sebaiknya dilakukan karena untuk mengedukasi perempuan lain juga, yang tak bisa kita alih tugaskan pada laki-laki (ini contohnya ya)

Kemudian setelah ini kita berkaca lagi, ibu kita kerja gak yah? Apa efek yang terjadi pada anaknya ketika ibu bekerja, (akhirnya kita berkaca sendiri)
Tapi hey dibalik semua yang dilakukan ibu, yang sedang bekerja tetap ada maksud baik,. Meskipun ia harus mengorbankan kebersamaan dengan anaknya sendiri.
Lalu bagaimana seharusnya kita memandang orangtua kita, dan memandang orangtua seperti apa nantinya..
Ketika memandang orangtua, sudah cukuplah untuk kita berbakti semaksimal mungkin terlepas bagaimana perlakuan orang tua pada kita, bagi kita yang menemukan Iman diluar rumah menemukan cahaya terang diluar rumah, pendidikan agama dan moral diluar rumah bukan berarti dengan mudahnya kita menjudge yang ada didalam rumah yang tak memberi pengaruh yang baik pada kita, dan bukan berarti kita merasa paling tau tentang bagaimana caranya mendidik anak dsb.
Karena berbakti pada orangtua bukan keinginan orang tua atau keharusan seorang anak, melainkan perintah , Ya Perintah Allah..
Ada hampir 13 kali diulang untuk urusan berbakti pada orangtua saja
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al-Israa: 23)

“Dan Kami berwasiat kepada manusia untuk (berbuat) kebaikan kepada dua orang tuanya.” (Qs. Al-Ankabut: 8)

Begitupun pada surah Al-Ahqaf ayat 15, Allah SWT berfirman, “Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).”

Ketiga, dalam bentuk perintah untuk bersyukur. Allah SWT berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (Qs. Luqman: 14).

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil.” (Qs. Al-Israa: 24).
Mendo’akan kedua orangtua adalah tradisi para Anbiyah as. Nabi Ibrahim as dalam do’anya mengucapkan, “Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat ).” (Qs. Ibrahim: 41). Begitu juga Nabi Nuh as, dalam lantunan do’anya, beliau berujar, “. Ya Tuhan-ku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku..” (Qs. Nuh: 28).
perintah untuk berwasiat kepada kedua orangtua. Allah SWT berfirman, “Diwajibkan atas kamu, apabila (tanda-tanda) kematian telah menghampiri salah seorang di antara kamu dan ia meninggalkan harta, berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah: 180).
perintah untuk berinfaq kepada keduanya. Allah SWT berfirman, “… Setiap harta yang kamu infakkan hendaklah diberikan kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan setiap kebajikan yang kamu lakukan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Qs. Al-Baqarah: 215).
Dan ayat-ayat yang lain,
Cukuplah kita jalankan perintah Allah, perintah yang menciptakan kita..
Karena Allah lah kita ada didunia ini dan pada Allah kita kembali,
Tak usah terlalu dijelaskan ya mengapa kita harus berbuat baik pada orang tua, jelas ayat-ayat diatas sudah sangat cukup menjabarkan, apapun perlakuan orang tua tak lantas kita membalas dengan hal yang sama,
Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam pun mengajarkan dan meneladani kita bahwa perlakuan buruk sekalipun alangkah mulianya jika kita balas dengan perlakuan baik.
Dan tak dibenarkan pula kita menceritakan keburukannya dihadapan orang lain..
Berdoalah sebanyak-banyaknya pada Allah agar terus diberi kekuatan agar menutupi semua kekurangan orangtua.. dan terus mengenang perbuatan baiknya.

Saat ini kita memandang bakal menjadi orangtua seperti apa kelak?
Jadilah sebaik-baik orangtua dengan sesuai 3 prioritas tadi ya..
Ilmu parenting banyak, itu untuk kita terapkan kelak atau saat ini bagi yang sudah jadi orangtua.
Saya tak bisa jelaskan tentang ini karena (belum punya pengalaman)

So, bagi kalian yang belum menjadi istri seperti saya, pintu syurga kita masih ada di orangtua, yang masih ada lengkap orangtuanya,teruslah perbaiki hubungan dengan mereka. Jika yang sudah ditinggal seperti saya, misal masih ada salah satu.. maksimalkanlah berbaktinya dan jangan terputus mendoakan orangtua kita yang telah berpulang kembali pada Allah..
Karena jika kelak kita sudah menjadi istri pintu syurga kita adalah suami. Tapi bukan berarti kita akhirnya selesai berbakti pada orang tua.
Tolonglah kesalahan/Kekhilafan orangtua dengan menjadi pribadi yang baik, sholeh/sholehah agar jadi jariyahuntuk mereka, jika tak sempat membahagiakannya didunia, bahagiakanlah ia dengan keshalihahmu

‘Allahu’lam bishawab
Saya menulis ini untuk menhujani banyak peringatan bagi diri saya sendiri, bukan untuk sok tahu karena saya pun masih sangat jauuuuh dari kata mengaplikasikan yang saya ungkapkan diatas, tapi hanya saling berbagi apa yang menjadi saat ini hangat dibicarakan.
Semoga ada manfaatnya, maaf jika menclok-menclok ya ceritanya maklum amatiran J




Jumat, 26 Februari 2016

Lingkaran Kecilku

Entah harus memulai dari mana, bahwa nyatanya aku lebih menyukai berbagi cerita.. dan melihat orang berubah adalah suatu kebahagiaan..
Sudah lama ku harapkan balik lagi mengurusi dakwah sekolah..
Akhirnya terkabul dipenghujung 2012 dan diawal 2013 binaan yang dulu pernah dipegang ku pegang lagi, ada perasaan takut dengan sifatku yang terkenal “galak” ketika dikampus terbawa saat membina, dan membuat mereka kabur.. 
tapi tak akan ada yang tau bila kita tak mencoba..
Akhirnya ku coba membina mereka ditengah Tugas Akhir dan menjelang akhir study ku..

Semua mengalir tanpa sadar aku menyayangi mereka..
Bermula hanya 4 orang lalu bertambah dan bertambah lagi yang datang, semakin aku bahagia.. bahwa aku punya adik-adik yang ingin aku ajak berbagi tentang kehidupan tarbiyah dll..

Hingga akhirnya menjadi 8 orang 
(Asterina, Akhsani, Azifa, Amyra, Dara, Mina, Salma, Zahra)..
Melihat mereka awal dengan sekarang sangat takjub, tak pernah aku ingin memaksakan mereka berubah dratis atau memaksakan mereka menjadi sesuatu yang tak mereka sukai..
Hanya ingin mengarahkan mereka menjadi lebih baik dari hari ke hari menemukan Iman yang sesungguhnya.. menemukan indahnya Islam sebenarnya..

Dalam tiap pertemuan kuusahakan yang terbaik mulai dari waktu, materi dan performa.. tapi ternyata aku menyadari aku hanya seorang manusia dhoif yang penuh dengan segala khilaf dan kekurangan..
Tak jarang aku dzalim pada mereka tentang waktu, dimana banyak sekali yang tak bisa hadir karena waktu yang ku miliki sangat sempit atau hanya alasan ku saja mungkin ya, yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik..

Tak jarang akupun dzalim tentang materi.. yang akupun belum expert, yang mencoba memahami dari yang aku baca saja, tanpa aku asah lebih.. sehingga tak jarang aku lebih banyak bercerita, yah bercerita hikmah yang pernah aku dapatan.. dzalim sekali.. ampuni hamba Yaa Rabb..
Tapi dengan dzalimnya aku, Allah tetap beri aku nikmat..
Bahagia dengan adanya mereka,
mereka begitu sangat mengingatkan ku.. 
ketika aku memberikan materi pada mereka pada dasarnya aku sedang menghujani nasihat dan peringatan untuk diriku sendiri,

Mereka pelipur lara,
Tak sangka mereka mengobati hati ketika ibuku berpulang, setiap candaan mereka ditengah lingkaran menyegarkan lelahku ditengah semua aktivitas dan amanahku,
Rabbana, aku hanya meminta yang terbaik untuk mereka yaitu masa depan yang baik, dekap mereka karena Engkaulah yang Maha Teliti dan sebaik-baiknya penjaga..

Dekaplah mereka dalam barisan orang-orang yang membela agamaMu..
Karena aku sadar betul, tak selamanya mereka bersamaku, mereka wajib dan harus berkembang..
 dan mereka mesti belajar banyak dari yang lebih kompeten, 
akan sangat dzalim jika aku menahan mereka bersamaku..

Hingga akhirnya tiba saat dimana aku harus mengalihkan mereka pada yang lebih expert, 
dan lebih kompeten untuk mendampingi mereka..
Terhenyak diam, sesaat menitikkan airmata..mereka sebagai tempat ku mencurahkan apa yang aku dapatkan di majelis ilmu, akan beralih…
belum sempet foto, ini gambaran kecerian mereka..

Semoga apa yang aku bagikan sebelumnya bisa jadi jariyahku dan sebagai saksi bahwa kami saling mengingatkan dalam kebaikan dan mengingatkan tentang Allah dan hari akhirNya..
Ku titipkan mereka padamu Yaa Allah..
Aku mencintai mereka karena mu Yaa Allah..

                                                                                                                                         

Minggu, 28 Juni 2015

kepergian malaikatku

semuanya kini berubah..
sosok yang selalu menemaniku, sosok yang selalu ada dikala orang lain meragukanku, sudah selesai dan kembali pada Rabbnya..

dia yang tak pernah lelah berdoa, berjuang untukku dan adikku sudah tak bisa ku temui lagi raganya, tak bisa kurasakan lagi hangat tubuhnya..

belum sempat kuhantarkan dia untuk kebahagiaan yg kujanjikan..
Allah memberikan kebahagiaan lain untuknya..

dia memang tak berpendidikan tinggi, tapi dia mengajarkan hal mendasar yang akan menjadi bekal dihari akhir nanti..
dia memang tak berlimpah harta, tapi perjuangannya tak pernah bisa diremehkan..
dialah sosok yang paling berperan mengantarkanku menjadi sarjana..
sampai kapanpun tak bisa kupungkiri itu..

jabatannya ibu,tapi perannya selalu bisa merangkap seperti ayah..
entah dengan bahasa apalagi aku menggambarkannya..
sempurna menurutku..

kini sudah tak ada lagi doa-doa mustajab untukku darinya..
tak ada lagi yg mengusap air mataku dikala diri merasa sedih..
tak ada lagi tangan yg selalu kucium ketika ku akan pergi..
tak ada lagi sosok yg selalu menasihati, teman bercerita, bercanda, dan berbagi segala hal lagi..

rinduu teramat sangat.. ntah dengan bahasa apalagi aku harus bagikan tentang kerinduan ini...

tak sampai sembuh ku rawat ia, ternyata Engkau jauh lebih menyayanginya daripada aku..
semoga seluruh dosanya telah gugur teriring sakit yg selama ini ia rasakan..

perasaan ini masih campur aduk..

aku tak percaya kau telah tiada..

aku baru memahami mengapa pak habibie nyaris gila ketika ditinggal ibu ainun..
ternyata terkoyak sekali ketika belahan jiwa kita pergi meninggalkan kita..
sekarang aku merasakan itu..
terkoyak tak percaya secepat ini kau pergi..

Rabb aku yakin Engkaulah yg mengatur semua ini..
lapangkan jalannya menuju tempat terbaikMu sampai ia bisa bertemu denganMu
ingin sekali aku bertemu dengannya berkumpul kembali dengannya dalam kondisi yang lebih baik..

sulit aku gambarkan perasaanku saat ini..
bayangan, nasihatnya, candanya, bahkan tegurannya masih sangat lekat dalam pikiranku.. ingin menepis, namun ingatan itu justru semakin kuat..

banyak sekali janjiku padanya yangbelum kutunaikan..
makan diluar, foto keluarga lengkap, haji dan umroh, menikah dll..
belum aku penuhi termasuk keyakinanku padanya bahwa ia akan sembuh pun sampai akhir tak bisa kutunaikan..

ahh Allah Engkau sebaik-baiknya penolong..
kupasrahkan padaMu semua kegelisahanku ini..

Senin, 09 Maret 2015

Metamorfosis

Sudah lama.. aku tak mengunjungi tempat dimana aku bisa meluapkan semua yang aku rasakan dan aku pikirkan..

sudah banyak sekali perubahan signifikan yang terjadi.. ntah dalam rasa, pikiran.. bahakan kehidupanku sesungguhnya..
yang paling mendasar adalah aku harus mengubah semua mimpiku.. yah mimpiku,
aku rubah semuanya..
kini aku hanya bermimpi ingin berjumpa dengan Rabb ku bagaimana pun caranya aku akan terus berusaha, meskipun itu tertatih-tatih atau bahkan merangkak.. aku ingin bertemu Rabb ku dan Rasul Allah

aku tak bisa mengurai satu-satu apa yang terjadi dalam hidupku dan perasaanku khususnya..
yang akan sedikit aku ulas adalah..
perasaan.. perasaan ku sebagai teman,sahabat, kakak. anak, dan wanita..
campur aduk rasanya mengingat semuanya, persahabatan dan pertemanan selalu saja ada kesalah pahaman.. aku yang selalu meledak, saat ini mencoba menahan perasaan karena aku takut marah ini menjauhkan ku dari syurgaNya.. "La Taghdob wa lakal Jannah"
rumit jika ku uraikan perasaan sebagai kakak..
namun peranku sebagai anak, aku ingin terus bisa mendoakan mereka agar kelak di akhirat mereka dibuat istina oleh Allah.. aku akan terus berjuang agar mereka tak pernah sia-sia membesarkan aku sampai saat ini..

sebagai wanita..
naluriku ingin segera mengakhiri masa penantian ini.. tapi hal ini termasuk kedalam bab rezeki, jadi aku ridho aku ikhlaskan bagaimana dan kapan Allah memberi rezeki itu..
rezeki tak pernah tertukar Allah akan tepat memasangkannya..
saat ini aku hanya ingin berlama lama dalam setiap sujudnya dan terus berlama-lama dengan Kalamullah..

*to be continued

Senin, 01 September 2014

membuka kembali..

sudah lama tidak membuka galeri yang satu ini.. galeri dimana aku menumpahkan semuanya..
begitu banyak fase yang aku lupa catatkan disini..
mencari kerja-bekerja-resign-lika liku persahabtan pun aku jalankan..
ah.. Allah yang in sya Allah tidak pernah aku lewatkan untuk bercerita..
kini akan kumulai kembali..