Bismillah..
Ini bukan bermaksud tulisan untuk galau, tapi lebih kepada
penguatan untuk mereka yg dalam masa penantian..
Masa penantian apa? Saya yakin sudah paham maksud saya
penantian disini apa..
Usia krusial 23/24/25, usia 26/27/28 dst sudah masa injury time kalau dalam istilah
sepakbola,
Saya jadi kebingungan mengurainya dari mana, karena saya
bukan termasuk yang berpengalaman karena saya masuk disalah satu kategori
diatas,
Teringat perkataan seorang pembicara dalam suatu majelis ilmu
bahwa perempuan akan tenang bila telah menemukan pasangannya, tenangnya seperti
apa? Hanya yang sudah memiliki pasangan yang tahu bagaimana ketenangan yang
dimaksud,
Dan kategori usia diatas perempuan mengalami yang namanya
sindrom gelisah gelisah yang tak tau menggelisahkan apa.. dan hampir semua
perempuan merasakan ini bagi yang mereka masih sendiri. Penantian, kenapa penantian
itu disematkan pada perempuan? Karena sejatinya wanita itu menanti bukan
menunjuk, mengapa? Karena perempuan, eh enak dengan sapaan wanita ya? Oke kita sebut
wanita aja ya..
Wanita itu memiliki sifat perasa yang dominan, apa jadinya
ketika ia menunjuk yang akhir ujungnya adalah sebuah penolakan? Butuh berapa
lama ia akan normal kembali? Meskipun saat ini tak sedikit wanita yang menunjuk,
tapi tetap mayoritas yang lain lebih memilih menanti,
Sampai terkadang saya terperangah melihat banyaknya wanita
yang usianya jauh diatas saya masih menanti.. ada beberapa faktor sebenarnya,
bisa dari kriteria yang terlalu tinggi, atau terlalu fokus dengan kehidupan
yang lain, padahal ini pun adalah sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam.
Kemudian sharing-sharing bersama rekan sejawat, perkara
jodoh ini ibarat kita melamar kerja..
Ada kalanya kita suka dengan kerja tersebut tapi tempat
kerjannya tidak sesuai dengan kualifikasi yang kita miliki, adakalanya kita
yang sudah sesuai kriteria mereka, tapi ternyata kita tidak cocok dengan sistem
kerjanya, sampai akhirnya kita menemukan yang pas.
Dan adapula yang mengumpamakan seperti ajal,
Kita tak pernah tau datangnya kapan, ada yang awalnya lengah
tak peduli, tiba-tiba datang., ada yang sudah menanti tapi tak kunjung datang,
karena sama seperti ajal.. ajal bukan datang pada mereka yang sedang sakit dan
sudah tua, tapi ajal datang pada mereka yang sudah datang ajalnya..
Sama halnya dengan jodoh dia akan datang pada mereka yang
sudah waktunya datang menurut Allah..
Lalu penguatannya dimana ini?
Gini sahabat, saya merasakan betul ke gelisahan itu saat
ini, tapi kemudian saya sharing bersama rekan-rekan sejawat tentang hal ini,
saling menguatkan..
Kita mengetahui ini sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalm, yang terpenting adalah kita berikhtiar dengan cara yang baik, ntah
meminta perantara pada kk tingkat, sodara, guru, dan mungkin kpada teman kita
yg sudah menikah , (jangan sekali-kali meminta tolong pada yang belum menikah
ya.. kenapa? Karena itu akan melukai mereka, karena ini perkara ibadah jadi
sebaiknya mereka mendahulukan dirinya sendiri) oke lanjut ya..
setelah kita
berikhtiar, terus luruskan niat, perbaiki diri, dan berdoa dengan
sebaik-baiknya doa pada Allah subhanawata’ala.. hasilnya? Itu bukan wilayah
kita itu sudah wilayahnya Allah Subhanawata’ala
Lantas apa yang harus kita gunakan dalam mengisi masa
penantian?
Isilah hari-harimu dengan produktif, belajar, berkarya, mengahafal al-qur'an dll. Belajar
disini jangan dideskripsikan dengan hanya sekedar kuliah ya.. karena saya
mendapati beberapa fakta bahwa beberapa wanita melanjutkan sekolah yang lebih
tinggi karena tak kunjung datangnya sesorang yang selalu ia nanti, (melarikan
masalah ke hal lain adalah sama dengan menunda masalah tersebut) lantas
bagaimana?
Jika ingin melanjutkan sekolah silakan, dengan catatan bukan
sebuah pelarian karena tidak tercapainya suatu hal, mesti ada tujuan jelasnya
sekolah untuk apa? Dan setelah itu bagaimana..
Bulan-bulan ini banyak sekali yang sebar undangan, bagi
mereka yang dalam masa penantian pasti merasakan yang namanya ‘gondok’ atau
bahkan sedih dan kemudian berdoa “semoga setelah ini gilaranku”. Cuma dahsyatnya
mereka pandai menyembunyikan ini.. itulah wanita :)
Saudariku, Begitu banyak nikmat Allah yang kita rasakan,
yang terkadang kita luput menghitungnya.. kita terlalu sibuk menghitung apa
saja yang kita ingin dapatkan, lupa menghitung yang sudah kita dapatkan dari
Allah..
Saya tak tau apa yang akan saya sarankan ini sesuai atau
tidak,
Melihat kondisi akhir zaman ini, seolah kekacauan itu
tinggal menunggu waktu,, dan jika kita terus mengikuti kegelisahan kita yang
tak karuan, alangkah baiknya kita arahkan kearah yang lebih baik, contohnya apa
sih yang real? Ingatkah kita bahwa apabila keturunan adam wafat terputuslah
semua amalannyakecuali 3 hal, sodakoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa
anak yang sholeh..
Jika kita tidak bisa dapatkan anak sholeh dari keturunan
kita, karena belum kunjung menggenapkan separuh dien kita, apa lantas kita
berdiam diri saja, tapi hey Allah ternyata memberi keadilan, jika kita tak
bergelimang harta kita dan tak bisa sodakoh jariyah, masih ada sisi ilmu yang
bermanfaat, setiap manusia yang berakal pasti membawa sebuah ilmu baru,
meskipun hanya ilmu menyemir sepatu/menyapu.. tapi ternyata itu tetap dilihat
sebagai ilmu yang bermanfaat jika kita bagikan pada yang lain.
Jadi bersabarlah wahai wanita, jika penantian kita isi
dengan hal yang baik, produktif dan lebih pada mendekatkan diri pada Allah, In
sya Allah tak akan sia-sia, pun jika ternyata ajal yang menjemput kita lebih
dulu kita sudah tidak terlalu menyesal karena kita sudah mencoba menyiapkan
diri kita dengan segala kemungkinan yang ada..
Atau kita bisa mengisi hari-hari kita tentang belajar
manajemen rumah tangga, parenting sekarang seminar-seminarnya balatak
dimana-mana, yang namanya proses belajar mah dimana kapan dan sampai kapanpun,
jadi teruslah belajar karena tak ada yang sia-sia, suatu saat akan digunakan
ilmu tersebut.
Bersabarlah sahabatku, karena seiring dengan perbaikan diri
Allah sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk kita, semakin dekat dengan
Allah hidup kita akan jauh lebih tenang, bukankah ketenangan hati yang kita
dambakan? Ternyata tetap bisa kita dapatkan ketenangan hati dengan terus
berdekatan dengan Allah, ketenangan yang hakiki karena itu jatuh cinta
sesungguhnya, jatuh cinta yang menenangkan, Hanya dengan mengingat Allah hati
kita menjadi tenang, Tenang yang menguatkan bukan melalaikan.
Jadi, mari kita manfaatkan waktu-waktu kita untuk berkarya
dan bermanfaat bagi sekitar kita, ikhtiar perlu, tapi hasil sudah wilayah
Allah, maka disini keimanan kita diuji, meyakini bahwa Allah akan memberikan
kita yang terbaik.
Tak perlu harus tebar pesona, hanya dalam rangka menarik
hati lawan jenis, mari kita senantiasa menarik perhatian Allah dalam setiap
amalan kita dan sembunyikan dari manusia lain.
“salah satu tanda akhir zaman, adalah kebanyakan wanitanya
memikirkan perkara jodoh saja hingga lupa perkara hari akhir”
“orang cerdas adalah mereka yang mempersiapkan kematiannya”
Sebagai pembanding, (tapi ga bisa dibandingin deng, udah
jelas jauh.. ini ada tulisannya ust.salim a fillah)
Ringkasan ~ Jodoh, dipilih atau memilih? PERTAMA: Satu hal
yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita
tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya. Tahu darimana? Allah
meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran: Maryam dan Asiah. Kita tahu,
Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiah adalah istri
dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi
kemuliaan mereka? NO! Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang
terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana
memperoleh kemuliaan di sisi Allah.
KEDUA: Bagaimana
pandangan tentang jodoh? Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh:
akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.
KETIGA: Bagaimana tentang nasib dalam perjodohan? Jodoh itu
sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita
adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda
keberkahannya.
KEEMPAT: Bagaimana
tentang hal nafkah rezeki? Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal
Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh,
urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah
Allah.
KELIMA: Bagaimana
cara menjemput jodoh? Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita
menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik.
Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput
jodoh.
KEENAM: Bagaimana tentang taaruf? Dalam urusan jodoh,
ta'aruf adalah proses seumur hidup. Rumus terpenting: Jangan berekspektasi
berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan
perilaku pasangan.
KETUJUH: Bagaimana cara mengenali calon pasangan yang baik?
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat
interaksinya dengan empat pihak, yakni interaksinya ke Allah, ibunya, teman
sebayanya, dan anak-anak.
KEDELAPAN: Seperti apa bentuk ikhtiar wanita? 1. Meminta
kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan. 2. Meminta
bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak
memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif. 3. Menawarkan
diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat. Bisa dilakukan
dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan tulisan tangan.
Konsekuensinya satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.
KESEMBILAN: Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita,
menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? Perlukah
menunggu? Sabar itu memang tidak ada batasnya. Tapi ada banyak pilihan sabar.
Silakan pilih: Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya berlalu. Satu
hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun
tidak ada jaminan kita bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia
mau menuliskan janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.
KESEPULUH: Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran
ideal seorang pangeran tapi shalih datang melamar? Bolehkah ditolak? Tanyakan
pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan
keluargamu ke syurga? Sekian. Semoga bermanfaat. oleh ust Salim A. Fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar