Jumat, 04 Maret 2016

Masa menanti yang lebih produktif

Bismillah..

Ini bukan bermaksud tulisan untuk galau, tapi lebih kepada penguatan untuk mereka yg dalam masa penantian..

Masa penantian apa? Saya yakin sudah paham maksud saya penantian disini apa..
Usia krusial 23/24/25, usia 26/27/28 dst sudah masa injury time kalau dalam istilah sepakbola,

Saya jadi kebingungan mengurainya dari mana, karena saya bukan termasuk yang berpengalaman karena saya masuk disalah satu kategori diatas,
Teringat perkataan seorang pembicara dalam suatu majelis ilmu bahwa perempuan akan tenang bila telah menemukan pasangannya, tenangnya seperti apa? Hanya yang sudah memiliki pasangan yang tahu bagaimana ketenangan yang dimaksud,
Dan kategori usia diatas perempuan mengalami yang namanya sindrom gelisah gelisah yang tak tau menggelisahkan apa.. dan hampir semua perempuan merasakan ini bagi yang mereka masih sendiri. Penantian, kenapa penantian itu disematkan pada perempuan? Karena sejatinya wanita itu menanti bukan menunjuk, mengapa? Karena perempuan, eh  enak dengan sapaan wanita ya? Oke kita sebut wanita aja ya..

Wanita itu memiliki sifat perasa yang dominan, apa jadinya ketika ia menunjuk yang akhir ujungnya adalah sebuah penolakan? Butuh berapa lama ia akan normal kembali? Meskipun saat ini tak sedikit wanita yang menunjuk, tapi tetap mayoritas yang lain lebih memilih menanti,
Sampai terkadang saya terperangah melihat banyaknya wanita yang usianya jauh diatas saya masih menanti.. ada beberapa faktor sebenarnya, bisa dari kriteria yang terlalu tinggi, atau terlalu fokus dengan kehidupan yang lain, padahal ini pun adalah sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam.

Kemudian sharing-sharing bersama rekan sejawat, perkara jodoh ini ibarat kita melamar kerja..

Ada kalanya kita suka dengan kerja tersebut tapi tempat kerjannya tidak sesuai dengan kualifikasi yang kita miliki, adakalanya kita yang sudah sesuai kriteria mereka, tapi ternyata kita tidak cocok dengan sistem kerjanya, sampai akhirnya kita menemukan yang pas.

Dan adapula yang mengumpamakan seperti ajal,

Kita tak pernah tau datangnya kapan, ada yang awalnya lengah tak peduli, tiba-tiba datang., ada yang sudah menanti tapi tak kunjung datang, karena sama seperti ajal.. ajal bukan datang pada mereka yang sedang sakit dan sudah tua, tapi ajal datang pada mereka yang sudah datang ajalnya..

Sama halnya dengan jodoh dia akan datang pada mereka yang sudah waktunya datang menurut Allah..

Lalu penguatannya dimana ini?

Gini sahabat, saya merasakan betul ke gelisahan itu saat ini, tapi kemudian saya sharing bersama rekan-rekan sejawat tentang hal ini, saling menguatkan..
Kita mengetahui ini sunnahnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalm, yang terpenting adalah kita berikhtiar dengan cara yang baik, ntah meminta perantara pada kk tingkat, sodara, guru, dan mungkin kpada teman kita yg sudah menikah , (jangan sekali-kali meminta tolong pada yang belum menikah ya.. kenapa? Karena itu akan melukai mereka, karena ini perkara ibadah jadi sebaiknya mereka mendahulukan dirinya sendiri) oke lanjut ya..
setelah kita berikhtiar, terus luruskan niat, perbaiki diri, dan berdoa dengan sebaik-baiknya doa pada Allah subhanawata’ala.. hasilnya? Itu bukan wilayah kita itu sudah wilayahnya Allah Subhanawata’ala

Lantas apa yang harus kita gunakan dalam mengisi masa penantian?
Isilah hari-harimu dengan produktif, belajar, berkarya, mengahafal al-qur'an dll. Belajar disini jangan dideskripsikan dengan hanya sekedar kuliah ya.. karena saya mendapati beberapa fakta bahwa beberapa wanita melanjutkan sekolah yang lebih tinggi karena tak kunjung datangnya sesorang yang selalu ia nanti, (melarikan masalah ke hal lain adalah sama dengan menunda masalah tersebut) lantas bagaimana?

Jika ingin melanjutkan sekolah silakan, dengan catatan bukan sebuah pelarian karena tidak tercapainya suatu hal, mesti ada tujuan jelasnya sekolah untuk apa? Dan setelah itu bagaimana..

Bulan-bulan ini banyak sekali yang sebar undangan, bagi mereka yang dalam masa penantian pasti merasakan yang namanya ‘gondok’ atau bahkan sedih dan kemudian berdoa “semoga setelah ini gilaranku”. Cuma dahsyatnya mereka pandai menyembunyikan ini.. itulah wanita :)

Saudariku, Begitu banyak nikmat Allah yang kita rasakan, yang terkadang kita luput menghitungnya.. kita terlalu sibuk menghitung apa saja yang kita ingin dapatkan, lupa menghitung yang sudah kita dapatkan dari Allah..

Saya tak tau apa yang akan saya sarankan ini sesuai atau tidak,
Melihat kondisi akhir zaman ini, seolah kekacauan itu tinggal menunggu waktu,, dan jika kita terus mengikuti kegelisahan kita yang tak karuan, alangkah baiknya kita arahkan kearah yang lebih baik, contohnya apa sih yang real? Ingatkah kita bahwa apabila keturunan adam wafat terputuslah semua amalannyakecuali 3 hal, sodakoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh..

Jika kita tidak bisa dapatkan anak sholeh dari keturunan kita, karena belum kunjung menggenapkan separuh dien kita, apa lantas kita berdiam diri saja, tapi hey Allah ternyata memberi keadilan, jika kita tak bergelimang harta kita dan tak bisa sodakoh jariyah, masih ada sisi ilmu yang bermanfaat, setiap manusia yang berakal pasti membawa sebuah ilmu baru, meskipun hanya ilmu menyemir sepatu/menyapu.. tapi ternyata itu tetap dilihat sebagai ilmu yang bermanfaat jika kita bagikan pada yang lain.

Jadi bersabarlah wahai wanita, jika penantian kita isi dengan hal yang baik, produktif dan lebih pada mendekatkan diri pada Allah, In sya Allah tak akan sia-sia, pun jika ternyata ajal yang menjemput kita lebih dulu kita sudah tidak terlalu menyesal karena kita sudah mencoba menyiapkan diri kita dengan segala kemungkinan yang ada..

Atau kita bisa mengisi hari-hari kita tentang belajar manajemen rumah tangga, parenting sekarang seminar-seminarnya balatak dimana-mana, yang namanya proses belajar mah dimana kapan dan sampai kapanpun, jadi teruslah belajar karena tak ada yang sia-sia, suatu saat akan digunakan ilmu tersebut.

Bersabarlah sahabatku, karena seiring dengan perbaikan diri Allah sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk kita, semakin dekat dengan Allah hidup kita akan jauh lebih tenang, bukankah ketenangan hati yang kita dambakan? Ternyata tetap bisa kita dapatkan ketenangan hati dengan terus berdekatan dengan Allah, ketenangan yang hakiki karena itu jatuh cinta sesungguhnya, jatuh cinta yang menenangkan, Hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang, Tenang yang menguatkan bukan melalaikan.

Jadi, mari kita manfaatkan waktu-waktu kita untuk berkarya dan bermanfaat bagi sekitar kita, ikhtiar perlu, tapi hasil sudah wilayah Allah, maka disini keimanan kita diuji, meyakini bahwa Allah akan memberikan kita yang terbaik.
Tak perlu harus tebar pesona, hanya dalam rangka menarik hati lawan jenis, mari kita senantiasa menarik perhatian Allah dalam setiap amalan kita dan sembunyikan dari manusia lain.

“salah satu tanda akhir zaman, adalah kebanyakan wanitanya memikirkan perkara jodoh saja hingga lupa perkara hari akhir”

“orang cerdas adalah mereka yang mempersiapkan kematiannya”

Sebagai pembanding, (tapi ga bisa dibandingin deng, udah jelas jauh.. ini ada tulisannya ust.salim a fillah)

Ringkasan ~ Jodoh, dipilih atau memilih? PERTAMA: Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya. Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran: Maryam dan Asiah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? NO! Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

 KEDUA: Bagaimana pandangan tentang jodoh? Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.

KETIGA: Bagaimana tentang nasib dalam perjodohan? Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.

 KEEMPAT: Bagaimana tentang hal nafkah rezeki? Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.

 KELIMA: Bagaimana cara menjemput jodoh? Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.

KEENAM: Bagaimana tentang taaruf? Dalam urusan jodoh, ta'aruf adalah proses seumur hidup. Rumus terpenting: Jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.

KETUJUH: Bagaimana cara mengenali calon pasangan yang baik? Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan empat pihak, yakni interaksinya ke Allah, ibunya, teman sebayanya, dan anak-anak.

KEDELAPAN: Seperti apa bentuk ikhtiar wanita? 1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan. 2. Meminta bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif. 3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat. Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan tulisan tangan. Konsekuensinya satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.

KESEMBILAN: Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? Perlukah menunggu? Sabar itu memang tidak ada batasnya. Tapi ada banyak pilihan sabar. Silakan pilih: Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya berlalu. Satu hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan kita bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.

KESEPULUH: Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal seorang pangeran tapi shalih datang melamar? Bolehkah ditolak? Tanyakan pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan keluargamu ke syurga? Sekian. Semoga bermanfaat. oleh ust Salim A. Fillah



*to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar