Senin, 29 Agustus 2011

Renungan

Saat kulepas lelahku dalam pembaringan,sejenak kusisihkan waktu.sehari ini ke mana saja ku pergi?ke mana kaki ini mengayuh langkah?ada banyak kata telah kuucapkan,ada banyak hal telah kulakukan,bahkan hatiku tak diam bersuara di balik dinding2 kebisuan.aku tahu sedetik pun tidak lepas aku dari pengawasan Allah.mengingat itu aku malu.bahkan terlalu malu untuk berkata jujur pada diri sendiri.telah banyak kezaliman yg kulakukan.
Mungkin benar,aku mencintai makhluk-Nya.begitu dalam hingga selalu kusebut namanya dalam waktuku.gelisahku datang memburu saat wajah itu menghilang dari hari-hariku.kusadari itu,ia begitu menyita perhatianku.kalau boleh jujur aku telah lalai dari mengingat-Nya.karena hatiku dipenuhi namanya..my honey,pujaanku.ingin kubuktikan bahwa aku begitu mencintainya tapi begitu sulit kulakukan itu pada-Mu,ya Rabb padahal aku tahu Kau begitu mencintaiku betapapun aku sering mengkhianati-Mu.
Sayang,kadang hati ini terlalu rapuh untuk sekadar berkata jujur bahwa aku telah mengkhianati-Mu.hingga kubiarkan diriku terpuruk di antara luka yang terus kugali dengan tanganku sendiri.Aku mencintai dan mendamba kasih sayang makhluk-Mu dan melupakan pemberi kasih sayang yang sebenarnya.pintarnya aku berdalih bahwa semua ini adalah wajar adanya.ini adalah bagian dari kehidupan yang harus kujalani.bagian dari takdir bahwa aku dianugerahi perasaan cinta.aku harus mensyukurinya.
Kadang pula terlalu sombong kukatakan bahwa aku mampu membagi cintaku dengan sebaik-baiknya.mencintai-Mu sekaligus mencintai seseorang di hatiku.namun ternyata aku hanya bisa berkata,tak mampu membuktikannya.cintaku nyata tertuju pada makhluk-Mu.begitu berat kujalani apa yang Engkau orang yang kukasihi terasa ringan.herannya mengapa terus kujalani hal semacam ini?NASIHAT YANG DATANG PADAKU BAGAI SESUATU YANG AKU MUAK MENDENGARNYA.inikah ambisiku,inikah nafsuku?bila memang begitu betapa ruginya aku!
Aku tahu Engkau tak pernah meminta lebih padaku.bahkan tak pernah meminta karena sesungguhnya semua yang kulakukan akan kembali padaku.yakni kelak di Yaumul Mahsyar,saat tak ada lagi pertolongan siapa yang akan kumintai pertolongan.ALLAH?tidakkah aku malu sementara saat ini nafasku selalu mengabaikan-Mu.
Ah.,besok suatu hari pasti aku akan berubah.biarlah saat ini kunikmati apa yang tengah kujalani,begitu pikirku.padahal,jauh dilubuk hati suara itu mengutukku.apa kau yakin masih ada waktu?adakah jaminan esok engkau masih bisa menghirup nafas?menohok dan menyudutkanku.tapi aku belum mampu memenuhi panggilan Rabb-ku,rengekku.
Sebenarnya aku bisa melakukannya,memurnikan cinta kepada-Mu selagi aku mau.yah seharusnya itu yang kulakukan.aku tak seharusnya membiarkan diri dalam kerugian.
Dari Abû Dardâ r.a.,ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu'alaihi wassalam,bersabda: Diantara doa Nabi Dawud alaihisalam yaitu:
"ya..ALLAH,sesungguhnya aku memohon kecintaan-Mu dan kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu.ya Allah,jadikanlah kecintaanku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku,keluargaku dan air yang sejuk(harta)"
(HR.TIRMIDZI)

Sholatnya Wanita


KEUTAMAAN   SHALATNYA   WANITA  DIRUMAHNYA   SENDIRI

       Dalam bagian ini akan membicarakan tentangg keuytamaan shalatnya orang perempuan (istri) di rumahnya sendiri dan shalatnya itu lebih utama di banding shalat orang perempuan di masjid, sekalipun berjamaah dengan rasulullah.

       Humaid As Sa’idi meriwayatkan tentang seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah perempuan itu bertanya:”Hai rasulullah, sesungguhny aku sangat senang jika shalat berjamaah denganmu”. Nabi menjawab:”Aku tau kamu senang shalat berjamaah denganku. Tetapi shalatmu di rumahmu sendiri lebih utama dari pada shalatmmu di kamarmu dan shalatmu di kamarmu lebih utama di banding shalatmu diserambi rumahmu dan shalatmu di serambi rumahmu lebih utama di banding shalatmu di masjidku ini”. Yang demikian itu tidak lain untuk menjaga agar ketertutupan dirinya sebagai hak yang perlu di jaga.

       Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya shalatnya orang perempuan di rumahnya lebih baik dari pada shalat di kamarnya, dan sesungguhnyalah shalatnya seorangperempuan di kamarnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya, dan shalatnya seorang perempuan di serambi rumahnya itu lebih baik dari pada shalatnya di masjid”. (al hadits riwayat Al baihaqi dari Aisyah Ra)

       Rasulullah S.A.W bersabda :”shalat seorang perempuan di rumahnya lebih utama  dari pada shalatnya di kamarnyadan shalatnya di dalam ruangan yang  berada di tengah tengah rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya”. Diriwayatkan oleh abi daud dari ibnu mas’ud dan riwayat Al hakim dari  Ummu salamah.

       Rasulullah S.A.W bersabda:”SHALAATUL MAR-ATI WAHDAHAA TAFDHULU ‘ALAASHALAATIHAA FIL JAM’I BIKHAMSIN WA’ISYRIINA DARAJATAN”.
Shalatnya seorang wanita sendirian menyamai shalatnya dalam berjamaah denga memperoleh dua puluh lima derajat “. (di riwayatkan oleh Ad Dailami dari ibnu ‘umar) Menurut suatu pendapat, shalat seorang wanita yang demikian itu berlaku bagi perempuan yang masih lajang, yakni belum kawin.

       Rasulullah S.A.W bersabda :”INNA AHABBA SHALAATIL MAR-ATI ILALLAAHI FIIASYADDI MAKAANIN FII BAITIHAA”
“Sesungguhnya shalat seorang wanita yang paling di sukai Allah adalah yang di laksanakan di dalam rumahnya yang gelap”.

       Rasulullah S.A.W berssabda :”seseungguhnya seorang istri yang keluar rumah, padahal tidak ada kebutuhan yang teramat mendesak, maka syethan terus memperhatikan dan mengikutinya. Syetan berkata:”Jangan kau sia-siakan setiap melewati seseorang kecuali ia kagum padamu”. lalu wanita itu mengenakan busananya. Ketika di tanya suaminya :”Hendak kemana kamu. ?”. ia menjawab:”Aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak mendatangi upacara pemberangkatan jenazah atau aku hendak shalat di  masjid”. Padahal tidak ada ibadah  seorang perempuan yang lebih sempurna kepada Tuhannya kecuali yang di kerjakan di rumahnya sendiri”.

       Diriwayatkan dari Abu Syaibani bahwa, ia melihat Abdullah bin Asy Syayab menghalau perempuan perempuan dari masjid di hari jum’at IAberkata:”Keluarlah kalian kerumah masing masing. Hal itu Jauh lebih baik bagi kamu”. Di riwayatkan oleh sulaiman Al ‘Lakhami dari Ath Thabrani

       Di riwayatkan ada seorang perempuan yang berlalu dekat dengan abu hurairah Ra. Ia berbau sangat harum semerbak. Abu hurairah bertanya:”Hai perempuan hendak kemana kamu.?”. Ia menjawab:”Hendak ke masjid”. Abu hurairah melanjutkan:”Kau mengenakan wewangian.. ?”. Ia menjawab :”Yaa”. Abu hurairah berkata:”Kembalilah, mandi dulu. Sebab aku pernah mendengar bahwa rasulullah S.A.W bersabda:”Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang keluar menuju masjid dengan membawa aroma yang semerbak harum sehingga ia pulang kembali lantas mandi”. (Al hadits)

       Yang di maksud mandi dalam hadits itu adalah menghilangkan bau harum yang di timbulkan dari bau minyak wangi tersebut. jadi maksudnya tidak di hususkan pada mandinya melainkan upaya menghilangkan bau wangi tersebut.

       Rasulullah S.A.W besabda :”AL MUKHTALI’ATU WAL MUTABARRIJAATU HUNNAL MUNAAFIQAATU”.
“Perempuan perempuan yang minta cerai suaminya tanpa ‘udzur dan perempuan perempuan yang memperlihatkan perhiasan (dandananya) kepada orang bannyak mereka termasuk munafik”. (Diriwayatkan oleh Abu na’im dan Ibnu mas’ud)

Minggu, 28 Agustus 2011

OUR IDEALISM

Betapa inginnya kami,agar bangsa ini mengetahui
bahwa mereka lebih kami cintai dari pada diri kami sendiri
Kami berbangga,ketika jiwa-jiwa kami gugur
Sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
Jika memang tebusan itu yang diperlukan
atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,kemuliaan,
Dan cita-cita mereka,jika memang itu harga yang harus dibayar
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini,
selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami,menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami,dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.
Betapa berat rasa dihati,ketika menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,
Sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan
Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi,bersih dari kepentingan dunia,dan bersih dari hawa nafsu.
Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia,tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya.
Tidak juga popularitas,apalagi ucapan terima kasih.
Yang kami inginkan adalah Terbentuknya Dakwah Isam lebih baik bermartabat serta kebaikan dari ALLAH pencipta Alam Semesta