Rabu, 21 Desember 2011

ikatan karena ALLAH..


Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru

Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan

Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda

Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman

Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran

Pergilah derita hadirlah cahaya
bagai lebah yg selalu bersama membuat kebermanfaatan


 Allah Subhanawata'ala lah yang mempertemukan kita semua,
     dan Allah jua lah yang pada akhirnya mempersaudarakan kita..
walaupun terkadang ada selalu gesekan-gesekan yang membuat ikatan ini meregang..
      membuat kita menjauh..dan membuat kita diam..

janganlah khawatir,bahwa itu datang dari Allah..
    Allah akan selalu menguji kita akan kah persaudaraan ini atas apa?
       persaudaraan ini bukan karena jamaah,bukan karena pula satu profesi,
   Tapi lebih kepada persaudaraan ini karena kita satu aqidah..


Semoga ikatan ini bukan hanya sampai disini,tapi kita bisa di pertemukan di jannahnya kelak..
    Persaudaraan ini tidak di lihat dari seberapa besar perhatian kita,tapi seberapa sering kita libatkan saudara-saudara kita dalam setiap doa-doa kita..

yah begitulah indahnya bersaudara..
  saudara tidak perlu diminta doanya,karena dalam setiap sujudnya selalu kita sertakan mereka
      mereka yang hatinya selalu tertaut hatinya pada ALLAH Subhanawata'ala..


Dimana pun kalian,semoga ALLAH selalu menjaga,dan melimpahkan rahmatnya pada kalian semua..
   Karena Allah aku sangat menyayangi dan mencintaimu..

berbagai karakter


Selasa, 13 Desember 2011

Bersabarlah....^-^


Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …

aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus!

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”

” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya

Selasa, 22 November 2011

hari spesial buat nenek ^^V


Bismillahirrahmanirrahim..
                Hari ini cuaca Nampak mendung..sinar matahari hanya segaris..menimbulkan cahayanya,tapi semangat harus tetap terang..karena hidup kita untuk esok..
Teringat itu jadi teringat usia,baru kemarin saudaraku tercinta Faulia Ulfa as nenek berkurang jatah usianya..haduh..semakin tua aja tuh nenek..
Nenek adalah sebutan kita..karena saking bawelnya..kita sebut nenek..
Karakter nenek yang takut banget sama tikus..awalnya cukup memberi ide buat ngejailin dia..
Tapi rezekinya nenek..saking sibuknya kita,boro-boro sempet nyari tikus wong laporan aja dikerjain begadang..hmm..maklumlah,,
Sampai lah di hari senin kemarin,ketemu dinda sama disty ..
“yut,nyari tikus dimana??”(yut,sebutan mereka sama saya..karena sering sakit2an tulang mereka menyebut saya uyut..)ya udah lah ya..itu panggilan sayang mereka..
Balik lagi ke cerita..
“(dalam hati)..padahal saya lupa mau jailin pke tikus…
..tiba-tiba..neng galau..a.k.a alnis..
“mit..mit..mau ngasih kejutan apa buat ulfa..
“hmm,,apa yah??ya udah gimana klo *** aja..
Okok
Waktu pun berjalan..(saat itu kita lagi di lab..mau presentasi ceritanya..nah,pas pulang,
Saya melihat nenek koq mendung..
Bertanyalah..pada disty,
“nenek di cuekin??”
Belum disty jawab..nenek udah nyela ngomong dengan ketus
“pokoknya klo kalian ttp bwa2 tikus..ga akan nanya kalian samapi kapanpun..”
Nenek marah..saya saat itu yang rada pusing karena banyaknya amanah yg musti dikerjakan..akhirnya ikut kebawa esmosi..
“heh,su’udzon mulu kerjaannya..”
Siapa yg ngomong tikus..
Dari situ kita marahan..
Singkat cerita..langsung pada sore hari..
Tiba2 dinda dan disty kekosan buat ngasihin hadiah ke nenek..mereka menyelinap masuk ke kamar ku..menunjukan hadiah yg akan mereka berikan..(dalam hati,Ya ALLAH inilah salah satu bentuk kuasa mu tentang  indahnya tulusmemberi tanpa memikirkan balasan..indahnya kasih sayang yang tulus..ALLAHU AKBAR)
..trektek…neng aleun a.k.a jeng galau dtg..ketok2 dtg bawa kotak..
Lagi2 dikamar mita..(padahal mah sempit..(tapi seru klo ramean mah..)lilin yg dibawa jeng galau ga dinyana..tebak berapa??70 tahun..wkkkwkkk ngakak sejenak..
Ide berikutnya muncul,panggil semua penghuni kosan..yg dating Cuma teh aish..
..idenya.matiin lampu..
Saking semangatnya teh aish cepet bgt matiin lampu..(padahal kita belum siap)
Konyolnya,.lampu yg mati saat itu semua kecuali kamar mita..(hhe karena emang beda gardu..)kejadian ini mengganggu salah satu anak FK yg ada di kosan..sebutlah namanya yasmin,
“teteh koq curang kamar teteh ga mati lampunya??”
Cuma bisa ketawa ketiwi..ngeliat tingkah the ais yg pura2 panik..
Plan awal gagal..ulfanya keburu nyadar bahwa lampu matii..
Plan kedua langsung dieksekusi..kita udah siap2..lampu udah mati..semua pada teriak2 ulfa2..nenek2..
Dan nenek pun keluar dengan muka bingungnya..bingung 70 tahun kali yah??
Kayanya dih terharu,tuh anak tapi karena bingung jadi kaga keliatan…
Dia terkejut..hehe..saya langsung..ngomong
“selesai marahnya,??hah?
Ekspresinya ulfa Cuma cengengesan…hmm
Potongan kue pertama di kasih ke uyut alias saya sendiri..ada yg ngomong klo saya sama nenek kaya tom and jerry ga akur..pada moment itu disuruh di suapin..hhe malu sih..


usia nenek 70 tahun..


Tapi ga deng..kita jauh lebih menyayangi nenek koq..
Hmm..maaf ku pada nenek maaf belum bisa memberikan sesuatu yg mungkin sedang nenek harapan,semoga kasih sayang kita ini bisa jadi saksi bahwa kita saling menyayangi karena ALLAH..

 

Senin, 21 November 2011

cerita kita..^^v


..berliku,begitulah hidup..tidak ada yang selalu lurus bin lempeng-lempeng aja..pasti selalu ada kerikil,loncatan dan turunan..
Tapi terkadang ada yang menyebutkan hidup itu bagaikan roda,yang akan terus berputar dan berputar,yang akan berputar kebawah,dan ada saatnya keatas..
Yah..begitulah asam manis kehidupan,tak perlu dikeluh kesahkan..toh pada akhirnya terlewati juga..yang mesti diingat adalah jangan sampai terlewati begitu saja,berlalu begitu saja harus lah ada bekasnya,haruslah memiliki makna..
..begitupun dengan hidup kita(hidup saya khususnya)..penuh sekali warna yang membuat saya sangat-sangat bersyukur atas semua nikmat yang ALLAH berikan pada saya..
Saya tidak akan menceritakan kesedihan apapun namun yang akan saya ceritakan adalah warna-warni yang ada dalam hidupku,,
Hal yang paling aku senangi yaitu bertemu banyak orang dan orang-orang baru..setiap tahunnya pasti teman-temanku bertambah,seiring bertambahnya tingkat pendidikan,,orang baru lagi-orang baru lagi,yang pada awalnya “haduhh..adaptasi lagi,adaptasi lagi’’ selalu harus melakukan penyesuaian diri lagi..tapi indahnya begitu banyak karakter orang yang saya temui,dan beraneka ragam sekali..
…..saat ini saya duduk di semester 5 ..wuidih,gak kerasa,perasaan baru kemarin jadi maba,sekarang udah punya dua adik angktan ,,berarti harus jadi contoh(cie..)
Lanjut pada topik..
Semenjak kuliah,kekhawatiran di awal adalah takut tidak menemukan kawan yang membuat kita sreg..karena mungkin banyak sekali yang bisa menjadi jurang-jurang pemisahnya..
Tapi proses seleksi pun dimulai,saat ini saya memiliki teman yang begitu unik-unik dari mulai kebiasaan dan tingkah laku..entah apa yang membuatku begitu nyaman dengan mereka,
“mungkin karena ikatan hati kali yah??”(tapi kata temen saya,karena kita anak kimia,,,ikatan kovalen koordinasi,seperti kompleks yang indaahh warnanya)
..diangkatan kami,banyak sekali grup-grup pertemanan,tapi bukan berarti kami eksklusif satu sama lain,mereka semua terbuka..mulai dari ketawa-ketiwi bareng..ini hanya urusan kenyamanan berbicara mungkin yah??..

Kami terdiri dari beberapa orang yang awalnya biasa aja..tapi ntah awalnya dari mana selalu klo ngumpul orang2 itu aja…(sampai-sampai disebut geng akhwat) ya aamiin aja lah..ga papa..
..kami memiliki julukan masing-masing tiap orang,tapi tidak untuk menghinakan mereka,tapi bukti sayang kita..(ah masa???)
Seriusan….!!
Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda,,ada yang dari indramayu,dua orang dari Jakarta,satu orang dari lampung satu orang dari subang dan dua orang dari bandung coret (padalarang jeung banjaran)dan tentunya saya asli bandung..#ngamukyeuhsayanuliskieu
..okok to the point karakter karakter mereka,
Bingung eung dari mana mulainya..
..ada yang linglung,pelupa,kaya anak kecil sampai ada juga yang selalu berburu tiket konser..sampe2 yang belepotan ngomong pun ada(maaf ya..)lucu soalnnya..
Setiap kuliah kami sebenernya ga ngarep duduk di depan tapi temen-temen kami yang lain begitu baik sekali selalu mengosongkan bagian depan dan begitupun ketika ujian selalu saja didepan..
Sebutan sayang kami tidak terlalu aneh,mulai dari nenek,uyut cucu,tante,dan ua..
Hmm…kebiasaanya pun luarbiasa,
Misal dari ulfa as nenek yang terkadang lucu karena kebingungannya ..linglung sama aja sama tenteu aleun yang miss galau.
Sampai pernah ada cerita,nenek nawar suatu barang jauh lebih mahal dari harga yang di tawarkan penjual..sampai yang jual pun pusing dibuatnya,dan itu terjadi tidak sekali,tapi ya di maklum namanya juga nenek..hhe..
Ada juga salah seorang cucu ..yang sibuk bener nyari dan berburu tiket konser..sampe2 pas kita ngerjain tugas,dia masih berkutat dengan berburu tiket konser..sedangkan cucu yang satu lagi terlihat lebih kalem kerjaannya Cuma ketawa ketiwi ngeliatin tingkah sesepuh nya yang terkadang terkantuk-kantuk di kelas…,begitulah..
Ada juga tanteu yang terkadang membingungkan merengek N****…tapi kadang kaya anak kecil..
Dan dilengkapi dengan UA yang sama-sama pelupa,linglung juga sih..rada belepotan klo ngmong..tapi kami dilengkapi sama seseorang yang strong..menawan,perempuan ganteng kita bilang..(hhe maaf mei)rajin bener..
Ada lagi satu lagi miss riweuh..yang terkadang membuat banyak #trang treng trong#dengan keriweuhannya dan juga terkadang dia suka nanya dan jawab sendiri tuh kan riweuh sendiri..  tapi banyak sekali tausiyah dari beliau ini,,ye iye lah..ibu kaput secara..
Serta miss gaib,yang kadang hilang pas kuliah pun..sampai suka pada nanya.kemana…kemana??(baca sambil nyanyi..)hmm..
Ah..tiada kata untuk mereka,aku menyayangi mereka karena ALLAH..benar-benar memberi warna pada hidupku,segala kesedihan kadang hilang ketika kita beramai-ramai berkumpul oia,tempat biasa kita ngumpul..adalah di dekanat..hhe..melakukan semua kegilaan..ketawa-ketiwi..belajar,hua..banyak sekali aktivitas yang kita lakukan disana termasuk ngerjain laporan..seru lah…
Saya selalu membayangkan seandainya lulus nanti gimana yah??pasti saya akan merindukan masa-masa ini.

Selasa, 15 November 2011

isolasi penentuan kadar protein dan uji aktivitas enzim protease dari fraksi jahe

Praktikum yang subhanallah sekali lah..udah bikin cape-cape slide presentasi,begadang malem..alhmdulillah g di pake..
jadi teringet temen semalem..yang pusing karena perhitungan..sampai-sampai tergeletak kaya orang pingsan,,ga berdaya,,ternyata bin ternyata yg kita presentasiin adalah perhitungan yang membuat temen sya bingung seminggu ini...dan tau apa??presntasinya ga di perhatiin..ya udah langsung case closed.."ya udah yah,sekian dari saya" trus ada pertanyaan dari temen saya "klo disuruh presntasi lagi giman?" si A menjawab ah..males..wkwkwk...satu ucapan dari kelompok kami.."Rariweuh"...
Rariweuh jadi jargon kelompok kami yang paling akhir tampil..karena salah seorang dari kami yang paling"rariweuh"...sampai-sampai temen kami tersebut merasa terpanggil dengan kata-kata rariweuh....




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tumbuhan rimpang yang sangat sangat popular sebagai rempah-rempah dan bahan obat.Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Khusus sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun di antaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan saluran pencernaan, rematik, obat antimual dan mabuk perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun, gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar.
Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah protein.
Protease dilibatkan dalam mencerna rantai protein panjang menjadi fragmen pendek, memotong ikatan peptida yang menghubungkan residu asam amino.Beberapa diantara mereka dapat melepaskan terminal asam amino dari rantai protein (eksopeptidase, sepeti aminopeptidase, casboksi peptidase A); yang lainnya menyerang ikatan peptida internal suatu protein (endopeptidase,seperti tripsin,kimotripsin,pepsin,papain,elastase).
1.2 Identifikasi Masalah
 Bagaimana mengisolasi enzim protease dari Jahe (Zingiber officinale)?
 Bagaimana dapat menentukan kadar protein Jahe (Zingiber officinale) dengan metode Lowry?
 Bagaimana mengetahui aktivitas enzim yang diisolasi dari Jahe (Zingiber officinale) ?
 Bagaimana memurnikan enzim protease?

1.3 Maksud danTujuan
 Mengisolasi enzim protease dari Jahe (Zingiber officinale)
 Menentukan kadar protein dari Jahe (Zingiber officinale) dengan metode Lowry.
 Menguji aktivitas proteolitik dengan substrat N,N-dimetilkasein Jahe (Zingiber officinale)
 Memurnikan enzim proteolitik Jahe (Zingiber officinale)




1.4 Manfaat Percobaan
Enzim protease yang merupakan enzim yang memecah ikatan peptida protein. Sehingga dapat bermanfaat dalam industri makanan, misalnya pengolahan daging.

1.5 Metodologi Percobaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam eksperimen yaitu:
• Preparasi alat dan bahan percobaan
• Pemurnian protein dengan kromatogafi filtrasi gel
• Penentuan aktivitas enzim protease
• Pembuatan kurva baku standar protein
• Penentuan kadar protein

1.6 Tempat dan Waktu Percobaan
Tempat : Laboratorium Biokimia, jurusan kimia
FMIPA Unpad. Jatinangor.
Waktu : Rabu,02 November dan 09 November 2011




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan segolongan besar senyawa organik yang dijumpai dalam semua makhluk hidup. Protein terdiri dari karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan kebanyakan juga mengandung sulfur. Bobot molekulnya berkisar antara 6000 sampai beberapa juta. Molekul protein terdiri dari satu atau beberapa rantai panjang polipeptida dari asam- asam amino yang terikat dengan urutan yang khas. Urutan ini dinamakan struktur prmer dari protein. Polipeptida ini dapat melipat atau menggulung, peptida yang menggulung atau melipat ini dinamakan struktur tersier. Struktur kuarterner munculdari hubungan strukturalbeberapa polipeptida yang terlihat ( Page,1997).
Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari building blok asam-asam amino. Dalam setiap molekul dari setiap jenis protein tertentu mempunyai komposisi dan deret asam amino, serta panjang rantai polipeptida yang tidak sama (Lehninger, 1994).
Masing- masing protein memiliki tingkat stabilitas yang berbeda tergantung dari hal- hal berikut (Lehninger, 1982) :
1. Penambahan Garam
Pada penambahan garam ini terjadidua fenomena yaitu :
a. Salting in
Pada proses ini, dengan penambahan garam yang sedikit maka akan menyebabkan peningkatan kelarutan protein
b. Salting out
Fenomena ini terjadi apabila konsentrasi garam yang ditambahkan tesebut dinaikkan terus
2. pH
protein memiliki titik isoelektrik,yatu padapH yang menunjukkan jumlah muatanpositif dan negative sama dalam protein itu sehingga pada keadaan ini daya larut protein minimum. Pada pHini tidak akan bergerak bbila dletakkan dalam medan listrik. pH isoelektriknya dtentukan oleh jumlah dan pK gugus R yang berionisasi. Dalam larutan dengan pH diatas pH isoelektrik protein akan bermuatan negatifdan akan bergerak ke anoda, pada pH sebaliknya protein akan bermuatan postif dan bergerak ke katoda.
3. tingkat oksidasi
kebanyakan proteinmengandung sejumlah gugus sulfhidril bebas. Pada oksidasi gugus sulfihidril membentuk ikatan disulfida antara dan intermolekuler dan dapat menyebabkan hilangnya aktivitas enzim.


4. Logam berat
selan oksidasi, gugus sulfihidril juga dapat bereaksi dengan logam berat seperti Pb, Fe atau Cu. Logam berat ini biasanya berasal dari reagen yang digunakan untuk membuat buffer, resin penukar ion dan air yang dipergunakan pada pembuatanlarutan. Jadi dalan hal ini perlu digunakan air suling yang bebas ion logam.
Salah satu tahap yang banyak digunakan untuk pemurnian protein adalah pengendapan protein. Pengendapan ini dapat dilakukan dengan mengubah kekuatan ionic, pH, pnambahan pelarut organic, polimer dan penambahan garam. Garam – garam yang efektif digunakan pada proses pengendapan protein adalah garam yang multi anonik seperti sulfat, fosfat, dan sitrat (Scopes,1994).
Enzim adalah protein globular yang umumnya berfungsi sebagai biokatalis pada semua proses kimia dalam makhluk hidup, sehingga disebut life is enzyme. Enzim mammpu meningkatkan reaksi kimia tetapi tidak diubah okeh reaksi yang dikatalisnya serta tdak megubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. Enzim mempunyai daya katalisis spesifik yang lebih besar dari katalisator lainnya (Toha,2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim :
• Pengaruh pH. Enzim mempunyai pH optimum (rentang pH) dimana enzim mempunyai aktivitas maksimal. Di atas atau di bawah pH optimum, aktivitas enzim berkurang.
Ph
Gambar 2.1 Grafik Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
• Pengaruh suhu. Semua reaksi kimia dipengaruhi suhu, makin tinggi suhu maka makin tinggi kecepatan reaksi. Akan tetapi pada reaksi enzimatik, suhu terlalu tinggi menyebabkan denaturasi enzim; aktivitas enzim akan berkurang sehingga enzim mempunyai suhu optimum.
suhu
Gambar 2.2 Grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
• Kepekatan substrat
Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas dengan molekul substrat. Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
• Kepekatan enzim
Pada kepekatan enzim rendah, bilangan molekul substrat melebihi bilangan molekul enzim. Oleh itu, cuma sebilangan kecil molekul substrat ditindak balas dengan molekul enzim. Apabila kepekatan enzim bertambah, lebih molekul substrat dapat bertindak balas dengan molekul enzim sehingga ke satu kadar maksimum. Penambahan kepekatan enzim selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak balas kerana kepekatan substrat menjadi faktor pengehad
• Pengaruh inhibitor.
Inhibitor bersifat menghambat katalisis; memperlambat atau menahan reaksi enzimatik. Macam-macam inhibitor yaitu
1) inhibitor irreversibel yang biasanya terikat secara kovalen pada enzim, contohnya iodoasetat menghambat kerja enzim dehidrogenase, dan
2) inhibitor reversibel yang dapat terionisasi dari enzim contohnya malonat. Inhibitor reversibel dibagi dua yaitu yang kompetitif dan non kompetitif (Poedjadi, 1994)
Enzim Protease
Protease merupakan enzim yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein. Berdasarkan Nomenclature Comitte of The International Union of Biochemistry, protease digolongkan dalam enzim hidrolase (EC.3.4). Berdasarkan letak pemecahan peptida protease dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu eksopeptidase dan endopeptidase. Eksopeptidase memotong ikatan peptida pada terminal amino atau karboksil dari substrat, sedangkan endopeptidase memotong bagian tengah dari ikatan peptida. ( Rao et al.,1998).
Enzim protease merupakan biokatalisator untuk reaksi pemecahan protein. Enzim ini akan mengkatalisis reaksi hidrolisis, yaitu reaksi yang melibatkan unsur air pada ikatan spesifik substrat. Karena itu, enzim ini termasuk dalam kelas utama enzim golongan hidrolase (Winarno, 1983).
Protease ialah enzim yang sangat kompleks, mempunyai sifat fisiko kimia dan sifat katalitik yang sangat bervariasi. Prote-ase dapat dihasilkan secara ekstraseluler dan intraseluler dan mempunyai peranan penting dalam metabolisme sel dan keteraturan proses dalam sel (Winarno, 1983).

Isolasi dan Imobilisasi
Isolasi enzim adalah memisahkan protein tertentu (enzim) dari keseluruhan sel yang mengandung banyak unsur lain.molekul hasil yang disingkirkan dengan analisa titrasi sel asam nukleat dan presipitasi merupakan antibiotik. Dalam reaksi, enzim tidak ikut mengalami perubahan selama reaksi, berbeda dengan reaktan yang berubah menjadi produk sebuah reaksi. Namun biasanya enzim tersebut sulit dipisahkan dari substrat dan produk sehingga sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Untuk mengatasi itulah diperlukan proses imobilisasi. Mencegah difusi enzim ke dalam campuran reaksi yang mempermudah memperoleh enzim tersebut dari aliran produk dengan teknik pemisahan padat cair yang sederhana sehingga memungkinkan enzim dapat dipakai lagi. (Scopes,1990).
Enzim-enzim pencernaan,khususnya enzim pemecah protein(protease) dapat diisolasi dari pankreas.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengekstraksi enzim dari jaringan hewan maupun tumbuhan yang memerlukan perlakuan khusu,agar enzim yang diisolasi tidak kehilangan aktivitasnya.Beberapa enzim protease yang terdapat dalam pankreas, diantaranya adalah (Nelson&Cox,2008):
1. Tripsin : Memotong protein pada urutan asam amino setelah asam amino basa;Lys dan Arg
2. Kimotripsin : Memotong protein pada urutan asam amino setelah asam amino aromatic;Phe,Tyr,dan Trp
3. Elastase : Memotong protein pada urutan asam amino setelah asam amino nonpolar kecil:Ala dan Ser
4. Amino Peptidase: Memotong protein pada asam amino ujung –N
5. Karboksipeptidase: Memotong protein pada asam amino ujung –C

Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu teknik yang penting dalam biokimia. Sentrifugasi dilakukan dengan menempatkan partikel dan medium suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi (Mathews & Van Holde, 1990).
Sentrifugasi merupakan suatu cara pemisahan yang berdasarkan pada perbedaan kecepatan sedimentasi dari partikel-partikel yang disebabkan oleh medan sentrifugal. Partikel-partikel yang semula terdistribusi secara merata dalam larutannya, pada kecepatan perputaran tertentu akan bergerak meninggalkan larutan induknya. Apabila densitas partikel-partikel terlarut lebih besar dari pelarutnya, maka partilkel-partikel akan mengendap (Wilson & Walker, 2000).
Pada dasarnya sentrifugasi dilakukan dengan menempatkan partikel dan medium suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugal. Medan sentrifugal menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi. Dalam opersainya sentrifugasi di jalankan dengan menaruh partikel danmedium suspensinya dalm suatu tabung yang ditempatkan pada ujung dari alat yang berputar yaitu rotor. Macam-macam sentrifugasi adalah :Sentrifugasi klinik, Sentrifugasi dengan pendingin, Ultra sentrifugasi (Scopes, 1994).
Sentrifugasi digunakan untuk preparasi contoh biologis dan pengukuran analitik sifat-sifat hidrodinamik makromolekul yang telah ddimurnikan atau organelsel. Pada sentrifugasi suatu contoh biologis diberi suatu gaya besar dengan memutar contoh tersebut pada kecepatan yang tinggi, maka timbul suatu gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal (F) dinyatakan dengan persamaan :
F= m ω2r
dengan, F = kekuatan gaya sentrifugal
m = massa efektif partikel yang diendapkan
ω = kecepatan sudut perputaran / rad s-
r = jarak perpindahan partikel dari pusat sumbu perputaran
(Page,1986)
Pengendapan Protein
Salah satu tahap yang banyak digunakan pada pemurnian protein adalah pengendapan protein. Pengendapan ini dapat dilakukan dengan mengubah kekuatan ionik, pH, penambahan pelarut organik, polimer, dan penambahan garam. Garam-garam yang efektif digunakan pada proses pengendapan protein adalah garam yang multi ionik, seperti sulfat, fosfat dan sitrat (Scopes, 1994). Pada penggunaan pelarut organik, kerusakan protein dicegah dengan menjaga suhu tetap rendah (Holme & Peck, 1993).
Terjadi atau tidaknya suatu pengendapan tergantung pada derajat hidrasi, yaitu suatu fenomena ketika molekul-molekul air terikat pada bagian polar yang berada pada bagian luar suatu struktur protein. Dengan adanya garam terjadi adsorpsi muatan, menyebabkan reduksi muatan yang diemban olah partikel koloid. Pada saat tertentu, kosentrasi garam akan menyebabkan potensial zeta menjadi nol dan akibatnya protein akan terendapkan. Proses ini dikenal sebagai salting out. Efek ini terjadi karena adanya perebutan molekul-molekul air oleh konsentrasi garam yang tinggi (Holme & Peck, 1993).

Kromatografi Filtrasi Gel
Kromatografi filtrasi gel disebut juga permiasi gel, kromatografi ekslusi dan saringan molekular (Scopes, 1994). Molekul-molekul gel matriks memiliki pori-pori dengan berbagai diameter. Ketika larutan contoh dilakukan ke dalam kolom yang berisi matriks gel tersebut, maka molekul-molekul yang lebih besar daripada pori-pori matriks tidak akan tertahan oleh gel. Molekul-molekul yang lebih kecil memasuki pori-pori matriks. Oleh karena itu keluarnya contoh dari kolom berurutan dengan menurunnya ukuran molekul (Holme & Peck, 1993).
Sephadex merupakan polimer dekstran yang dimodifikasi sehingga terbentuk ikatan silang yang berbeda yang dapat menentukan ukuran pori-pori yang terbentuk. Matriks ini merupakan polimer yang sangat hidrofilik dan mengembang dengan baik dalam air (Holme & Peck, 1993)

Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok kedalam daerah ultra violet suatu spektrum. Dari spektrum ini dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunaan instrument yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer ( Page, 1997).
Ada dua hukum yang menyusun persamaan absorbansi:
1. Hukum Baugness (Lambert)
Hukum Lambert menyatakan bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya.Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap ( Skoog, 1992)
.


2. Hukum Beer
hubungan antara konsentrasi spesies menyerap dan tingkat adsorpsi dirumuskan oleh Beer. Hokum itu dapat ditetapkan benar- benar hanya untuk radiasi monokromatik dan dimana sifat dasar spesies penyerap berubah sepanjang jangka konsentrasi yang diselidiki. Hokum lambert dan Beer digunakan menjadi rumus yang dikenal dengan persamaan Lambert-Beer:
A = a.b.c
Keterangan A: absorbansi
a : koefsian absorbansivitas
b : panjang medium
c : konsentrasi spesi
( Skoog, 1992)
Metode Lowry bekerja pada dua tahapan reaksi yang berbeda. Pertama adalah pembentukan kompleks ion tembaga dengan ikatan peptida pada suasana basa sehingga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Peristiwa ini dinamakan kromofor “Biuret”, selanjutmya tahapan yang kedua adalah ion Cu+ dan gugus radikal pada tirosin, triptofan, dan sistein bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteu menghasilkan produk yang tidak stabil yang dapat direduksi menjadi molibdenum dan tungsten. Tereduksinya reagen Folin Ciocalteu diindikasikan dengan adanya warna biru dan juga dapat dideteksi dengan suatu spektrofotometer pada range 500 nm–750 nm. Reaksi Biuretnya itu sendiri tidak kesemuanya peka pada hasilnya. Dengan menjadi kompleks, ion warnanya dengan menggunakan metode ini mendekati 100 kali lebih peka dibandingkan dengan reagen reaksi Biuret saja (Alexander, 1992).
Jahe (Zingiber officinale Roxb)
Jahe (Zingiber officinale Roxb) termasuk Suku Zingiberaceae, merupakan salah satu tanaman rempah-rempahan yang telah lama digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional (Nursal dkk., 2006).
Jahe (Zingiber officinale Roxb) dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan sebutan jae (Jawa), cipakan (Bali), sipados (Kutai), pese (Bugis), halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jhai (Madura), melito (Gorontalo), dan geraka (Ternate) (Koswara, 1995).
Menurut Nursal dkk. (2006), secara taksonomi jahe dapat diklasifikasikan ke dalam;
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Jahe (Zingiber officinale Roxb) tergolong tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat berumur tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari tandan bunga yang berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan. Akarnya sering disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak teratur, berserat kasar, menjalar mendatar. Bagian dalam berwarna kuning pucat (Koswara, 1995).

Komposisi Kimia
Jahe (Zingiber officinale Roxb) banyak kita temui di sekitar lingkungan pekarangan kita. Bagian yang berkhasiat adalah rimpangnya karena mengandung minyak asiri 2-3% dan minyak damar. Minyak asiri terdiri dari zingeberin, kemferia, limonen, sineol, zingiberal, zingiberol. Sedangkan minyak damar mengandung zingeron, pati, damar, asam-asam organik, asam malat, asam oksalat, dan zingerin (Radhitya, 2008). Menurut Anonimus (2007) komponen utama penyusun jahe (Zingiber officinale Roxb) adalah seskuiterpenoid, dengan zingiberene sebagai zat utamanya. Seskuiterpenoid lain meliputi β-sesquiphellandrene, bisabolene, dan farnesene. Selain itu juga terdapat senyawa jenis monoterpenoid, yaitu β-phelladrene, cineol, dan citral dalam jumlah sedikit.
Minyak atsiri jahe (Zingiber officinale Roxb) mengandung zingiberene, n-desilaldehid, n-nonilaldehid, d-camphene, d-oc phellandrene, metilheptenon, sineol, borneol, geraniol clan linalool, asetat, kaprilat, sitrat, clan chavinol, zingiberol. Dari senyawa tersebut yang berfungsi sebagai antifilariasis malayi adalah zat pedas jahe (ekstrak etilasetat) (Rossari, 2002).
Senyawa-senyawa tersebut berpotensi terhadap bermacam-macam aktivitas biologik, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik, hipotensif, dan lain-lain. Di kepulauan China, jus daun ini diberikan untuk obat batuk bagi anak-anak. Manfaat lain adalah sebagai obat asthma dan bronchitis (Jain dan Lata, 1996).
Sifat khas jahe (Zingiber officinale Roxb) disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol (Koswara, 1995).
Flavonoid yang bersifat lipofilik mungkin juga akan merusak membran mikroba. Senyawa flavonoid memperlihatkan efek inhibitori terhadap berbagai virus. Lebih dari satu studi telah ditemukan bahwa derivat flavonoid dapat menghambat respiratory syncytial virus (RSV). Hesperetin dapat mengurangi replikasi intraseluler RSV, poliovirus tipe 1, virus parainfluenza tipe 3, dan herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1). Catechin juga dapat menghambat infektivitas, tetapi tidak menghambat replikasi intraseluler HSV-1 dan RSV. Quercetin secara universal efektif untuk mereduksi infektivitas. Belum ada kemampuan untuk memprediksi secara nyata tingkat hidroksilasi dan toksisitas flavonoid terhadap mikroorganisme (Zakaria,1995).

Khasiat Jahe
Sejak dulu jahe (Zingiber officinale Roxb) dipergunakan sebagai obat, bumbu dapur dan berbagai keperluan lainnya. Jahe diketahui dapat merangsang kelenjar pencernaan, menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini mungkin disebabkan karena terangsangnya selaput lendir lambung dan usus oleh minyak atsiri yang dikeluarkan rimpang jahe (Zingiber officinale Roxb). Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang (arthritis). Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat (Koswara, 1995).
Metode Spektrofotokopi dengan untraviolet yang yang diserap bukan cahaya tampak cahaya ultra ungu ( Ultraviolet ). Dalam Spektrofotokopi ultra ungu energi cahaya tampak terserap digunakan untuk transfuse electron. Karena energi Cahaya Ultraviolet dapat menyebabkan transfuse electron (Koswara, 1995).
Pengukuran kadar protein dengan metode Lowry adalah dasar penggunaan Spektrofotometer. Metode ini dapat menggunakan kadar protein sampai dengan 5 Mikrogram. Warna biru yang terjadi oleh pereaksi folin ciacalteu disebabkan reaksi antara protein dengan Cu dalam larutan alkakis dan terjadi reaksi garam fosfotungstat dan garam fosfomolibdat oleh tirosin dan triptopan. (Ahmad, 1992).










BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Bahan
3.1.1.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai sampel yaitu Jahe (Zingiber officinale)

3.1.1.2 Bahan-bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah: air suling, asam trikloroasetat (TCA) 8%, aseton, Buffer fosfat (pH: 6,5; 7,6), es batu, N,N dimetil kasein (10 mg/mL), Pereaksi A ( larutan Na2CO3 2% dalam NaOH 0,1 N ), Pereaksi B ( larutan CuSO4 . 5 H2O 0,5% dalam Na/K – tartrat 1% ), Pereaksi C ( Campuran 50 mL A dan 1 mL B ), Pereaksi D ( larutan folin ciocalteu (fosfomolibdat-fosfowolframat) ), dan Sephadex G-25.

3.1.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: alat-alat gelas, inkubator, kolom gelas, sentrifugator dengan pendingin, Potter Elvehjem, dan spektrofotometer UV.




Gambar 3.1. Spektrofotometer UV


Gambar 3.2. Sentrifugasi


Gambar 3.3. Inkubator
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Ekstraksi Enzim
Jahe dicuci bersih dengan air,kemudian dipotong menjadi irisan-irisan kecil (3-5 mm). Ditimbang sebanyak 4,0298 gram sampel, kemudian dengan buffer fosfat pH 7,4 ; 0,1 M dihomogenasi (membentuk suspensi menjadi 1 gram/mL). Di blender hingga halus.
Setelah itu homogenat disentrifugasi pada kecepatan 9,600 rpm selama 30 menit. Enzim akan berada pada supernatan, terpisah dari pengotor dan sisa-sisa jaringan jahe. Enzim yang berada di bagian supernatan diendapkan dengan ditambahkan garam ammonium sulfat sebanyak 11,7213 gram. Enzim akan mengendap, kemudian disentrifugasi. Kemudian endapan dilarutkan dalam 15 mL bufer fosfat pH 6,5 0,05 M.

3.2.2 Pemurnian Protein dengan Kromatografi Filtrasi Gel
Kolom gelas disiapkan, diisi dengan matriks sambil dielusi secara terus-menerus dengan buffer fosfat pH 6,5 ; 0,05 M (sebagai buffer awal). Endapan enzim/protein yang sebelumnya telah dilarutkan dalam 5 mL buffer fosfat pH 6,5; 0,05 M diambil sebanyak 4 mL dan dimasukkan ke dalam kolom dengan pengelusi buffer awal (buffer fosfat pH 6,5 ; 0,05 M). Kemudian sampel yang telah didialisis dimasukan ke dalam kolom kromatografi filtrasi gel, dengan pengelusi buffer awal. Lalu ditampung dua puluh fraksi dengan volume penampungan setiap fraksi sebanyak 3 mL (per tabung), dan kecepatan alir diatur 1 mL/menit. Setelah itu, setiap fraksi diukur serapannya menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 280 nm. Kemudian setiap puncak protein diuji aktivitas proteasenya.


3.2.3 Penentuan Aktivitas Enzim Protease
Sebanyak 0,2 mL sampel protein (enzim) ditambah dengan 1 mL substrat N,N-dimetil kasein dan 1,8 mL buffer fosfat pH 7,6 ; 0,1 M. Campuran tersebut kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 oC. Tahap inkubasi dihentikan dengan menambahkan 1 mL larutan asam trikloroasetat (TCA) 8%. Kemudian campuran tersebut disentrifugasi selama 30 menit. Supernatannya diukur serapannya pada panjang gelombang 280 nm. Sebagai kontrol (blanko) dalam pengukuran serapan, sampel enzim diganti dengan air (diperlakukan sama seperti perlakuan terhadap sampel).


3.2.4 Penentuan Kadar Protein dengan Metode Lowry
3.2.4.1 Pembuatan Kurva Baku Standar Protein
Larutan standar protein (Bovine Serum Albumin) dibuat dengan berbagai konsentrasi, yaitu: 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; dan 2,0 mg/mL dalam air. Pereaksi yang digunakan adalah:
pereaksi A : larutan Na2CO3 2% (dalam NaOH 0,1 N)
pereaksi B : larutan CuSO4.5H2O 0,5% (dalam Na/K-tartat 1%)
pereaksi C: Campuran 50 mL pereaksi A dan 1 mL pereaksi B (selalu dalam keadaan segar)
pereaksi D : Larutan Follin Ciocalteu (fosfomolibdat-fosfowolframat)
Untuk membuat kurva baku, sebanyak 0,1 mL larutan protein standar ditambahkan 2,5 mL pereaksi C, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah itu ditambahkan 0,25 mL pereaksi D, dikocok dan dibiarkan selama 30 menit. Kemudian diukur masing-masing serapannya pada panjang gelombang 750 nm. Sebagai blanko digunakan 0,1 mL air sebagai pengganti protein dan ditambahkan dengan 2,5 mL pereaksi C dan 0,25 mL pereaksi D. Setelah diperoleh data pengamatan berupa serapan masing-masing protein, dibuat kurva baku antara absorbansi (A) dengan konsentrasi protein standar. Kurva baku ini akan digunakan lebih lanjut untuk menentukan kadar protein dari sampel yang dianalisis.
3.2.4.2 Penentuan Kadar Protein dari Sampel
Dengan cara yang sama seperti perlakuan terhadap protein standar, sebanyak 0,1 mL sampel ditambah dengan 2,5 mL pereaksi C, dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Setelah itu ditambahkan 0,25 mL pereaksi D, dikocok dan didiamkan selama 30 menit. Kemudian serapan diukur pada panjang gelombang 750 nm dengan blankonya adalah air sebagai pengganti sampel. Kadar protein dapat diperoleh dengan memplotkan nilai Absorbansi (A) sampel terhadap kurva baku protein standar.









BAB IV
PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi enzim protease, memurnikan enzim protease, menentukan kadar protein dan menguji aktivitas enzim protease dari fraksi jahe.
Dalam mengisolasi enzim protease dari lateks dilakukan sentrifugasi dan fraksionasi (pengendapan) dengan garam amonium sulfat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat mengisolasi enzim dari jaringan tumbuhan, antara lain:
1. Adanya kontaminasi mikroba
2. Berubahnya aktivitas enzim
3. Kestabilan enzim
4. Perubahan struktur protein karena pengaruh lingkungan
Oleh karena itu dibutuhkan perlakuan khusus selama percobaan ini berlangsung guna mencegah terjadinya hal – hal di atas.
Jahe ditimbang sebanyak 4,0298 gram lalu diblender agar jahe menjadi halus dan lebih banyak mendapatkan enzim proteolitik yang diinginkan karena permukaannya semakin luas. Selanjutnya dilakukan sentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 9000 rpm untuk memisahkan protein dari senyawa-senyawa lain. Sentrifugasi adalah teknik pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan sedimentasi partikel atau molekul yang disebabkan oleh adanya medan sentrifugal. Medan sentrifugal menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumber rotasi. Dalam operasinya, sentrifugasi dilakukan dengan menempatkan partikel dan medium suspensinya pada rotor. Partikel yang memiliki kecepatan sedimentasi lebih besar akan diendapkan lebih dahulu. Perbedaan kecepatan sedimentasi masing-masing partikel dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
1. kecepatan perputaran rotor.
2. jarak partikel dari sumber rotasi.
3. bentuk partikel, semakin besar partikel maka semakin cepat partikel mengendap.
4. perbedaan kerapatan partikel dengan medium suspensi.
5. viskositas medium suspensi.
Sentrifuge ini dilengkapi dengan pendingin (sentrifuge klinis) sehingga suhu percobaannya adalah 0oC untuk mencegah terdenaturasinya enzim akibat efek panas dari perputaran rotor yang sangat cepat. Setelah disentrifugasi, akan terbentuk 2 fase yaitu endapan di dasar tabung dan supernatan(cairan). Endapan tersebut adalah pengotor-pengotor atau senyawa selain protein. Supernatannya adalah protein namun belum cukup murni.
Selanjutnya, supernatan yang terbentuk diambil 1 mL yang akan diuji sebagai ekstrak kasar. Sisa supernatan difraksionasi. Fraksionasi ini bertujuan untuk memisahkan enzim protease dari enzim – enzim lainnya yang terkandung dalam jahe. Pengendapan protein dilakukan dengan penambahan garam amonium sulfat hingga tingkat kejenuhan 100%. Amonium sulfat adalah jenis garam yang paling sering digunakan untuk proses isolasi protein, hal ini disebabkan karena
1. bersifat inert, tidak akan bereaksi dengan protein.
2. mudah larut dalam air.
3. memiliki kekuatan ion yang besar karena bervalensi dua.
4. tidak merusak protein yang akan diisolasi
Proses pemisahan dengan amonium sulfat didasarkan pada prinsip perbedaan kelarutan antara protein dengan komponen – komponen lain. Penambahan garam dilakukan sedikit demi sedikit sampai kejenuhan tertentu dimana protein akan mengendap sementara komponen – komponen lain tidak.
Apabila dilakukan penambahan garam dengan konsentrasi yang kecil maka kelarutan protein akan meningkat ( salting in), proses ini lebih tergantung pada distribusi muatan permukaan dan interaksi polar dengan pelarut. Penambahan konsentrasi garam dalam jumlah kecil akan menambah kepolaran air sehingga atom H akan semakin bermuatan parsial negatif sehingga ikatan hidrogen dan solvasi air terhadap gugus hidrofil pada protein akan meningkat dan protein akan semakin larut.
Penambahan kadar garam tinggi pada suatu larutan akan meyebabkan protein – protein mengendap (salting out). Pada kadar garam yang tinggi maka ikatan ioniknya akan semakin kuat. Hal ini mengakibatkan interaksi antarmolekul protein terganggu dan putusnya ikatan antarmolekul protein, menurunkan aktivitas biologisnya. Semakin rendah kekuatan ion mengakibatkan interaksi elektrostatik antar protein tidak produktif dan menurunkan aktivitas. Salting out tergantung pada sifat hidrofobik dari protein, semakin bersifat hidrofobik maka akan semakin sedikit garam yang dibutuhkan untuk mengendapkannya. Enzim yang terdapat dalam lateks bersifat hidrofilik (memiliki ikatan S-H) oleh karena itu diperlukan garam amonium sulfat dengan konsentrasi pekat yaitu 100%. Dengan penambahan garam yang banyak maka interaksi antara air-protein berkurang, air akan lebih tertarik ke garam, ikatan hidrogen dan interaksi ion bermuatan dengan protein putus karena air lebih memilih berinteraksi dengan garam akibat dari energi ikatan yang lebih rendah daripada energi ikatan air-protein. Ketidakadaan solvasi air ini akan mengurangi kelarutan protein. Dengan pengendapan ini maka protein berada sebagai endapan dan komponen lain berada sebagai supernatan. Untuk pemisahannya dilakukan sentrifugasi. Sentrifugasi dan penyimpanan hasil fraksionasi disimpan di dalam tabung plastik guna menghindari adanya beberapa asam amino yang terabsorbsi di dinding tabung. Bila protein disimpan di tabung kaca maka akan terjadi adhesi yang kuat antara beberapa asam amino dengan dinding tabung.
Selanjutnya dilakukan pemurnian dengan menggunakan kromatografi kolom filtrasi gel. Alasan penggunaan metode ini adalah sebagai berikut:
1. relatif mudah dilakukan (sederhana) dalam pengerjaannya.
2. matriks gel tidak menyebabkan terdenaturasinya protein.
3. tidak sensitif terhadap komposisi eluen.
4. dapat digunakan untuk pemisahan molekul protein dengan BM 103-106 g/mol.
5. gel yang bersifat stabil sehingga dapat digunakan berulang-ulang.
Gel yang digunakan adalah Sephadex G25. Sifat-sifat gel ini adalah:
1. tidak larut dalam air.
2. stabil dalam asam dan basa lemah.
3. dapat mengembang dalam air, gliserol dan dimetil sulfoksida.
4. tidak dapat mengembang dalam asetat glasial, metanol dan etanol.
5. memiliki pori-pori besar yang dibuat dari dekstran melalui ikatan epiklorhidrin.
6. memilki rentang penyaring dengan BM 5000 g/mol.
Setelah fraksionisasi dilakukan sentrifugasi selama 15menit untuk memisahkan larutan endapannya.
Kromatografi kolom filtrasi gel adalah suatu teknik pemisahan yang berdasarkan pada perbedaan berat molekul (BM). Molekul-molekul dengan BM kecil akan masuk ke dalam pori-pori gel, sedangkan molekul-molekul dengan BM besar akan ditolak sehingga molekul yang besar akan berada pada fase gerak dan lewat melalui jarak antarpori. Dan proses ini juga sekaligus untuk menghilangkan garam-garam pada protein pada proses salting out dengan penambahan amonium sulfat yang disebut proses desalting. Proses penghilangan garam ini berfungsi agar protein yang didapatnya murni tanpa adanya molekul garam didalam protein.
Dalam percobaan ini, pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat molekul antara protein dan molekul garam. Endapan yang diperoleh dari proses fraksionasi dilarutkan 10 mL larutan asam asetat 0,2 M. Pelarut ini digunakan karena merupakan pelarut yang sama yang digunakan untuk mengelusi kolom sehingga sampel dan kolom dapat homogen. Lalu larutan sampel dimasukkan ke dalam kolom filtrasi gel Sephadex G-25. Sephadex yang akan digunakan sebelumnya dikembangkan dahulu dalam asam asetat yang merupakan asam lemah dan dilakukan dalam konsentrasi kecil. Sephadex tidak dapat dikembangkan dalam asam kuat karena dapat menyebabkan terhidrolisisnya ikatan glikosida antar monomer Sephadex G25.
Kolom digunakan berdiameter kurang lebih 1,6 cm guna memperoleh hasil pemisahan yang memuaskan. Ukuran kolom ini perlu diperhatikan karena apabila kolom terlalu kecil maka akan memberikan efek dinding sedangkan bila diameter kolom terlalu besar sampel yang digunakan harus banyak, jadi tidak efisien. Kolom kemudian diisi dengan kapas untuk menahan gel agar tidak jatuh saat eluen dialirkan. Sebelum Spehadex dimasukkan, kolom dialirkan eluen asam asetat untuk menghomogenkan dan kapas yang berada pada dasar tabung kolom ditekan untuk mengeluarkan gelembung udara yang terperangkap, karena jika terdapat gelembung udara akan menekan keatas sehingga akan menghambat proses elusi sampel. Selain itu, gelembung udara dapat menyebabkan aliran yang dilalui tiap partikel tidak sama sehingga pemisahan tidak sempurna. Bila sudah tidak ada gelembung udara Sephadex dituangkan sedikit demi sedikit. Sephadex dituangkan melalui dinding kolom agar seragam di seluruh kolom. Selain itu Sephadex harus dituangkan dengan cepat untuk mencegah timbulnya channeling. Channeling dapat mengakibatkan terhambatnya pergerakan eluen dan pemisahan tidak sempurna. Kecepatan alir eluen di atur hingga mencapai 5mL / 3 menit supaya pemisahan dapat berjalan optimal.
Larutan hasil fraksionasi yang telah diencerkan lalu dimasukkan dalam kolom Sephadex sebanyak 12 tetes. Sampel dimasukkan setelah eluen hampir menyentuh batas gel agar sampel yang masuk tetap pekat (tidak terencerkan). Molekul dengan BM kecil (di bawah 5000 Dalton) akan masuk dalam pori intertisi sedangkan molekul dengan BM lebih dari 5000 Dalton akan terbawa eluen asam asetat 0,2 M. Molekul paling besar akan bermigrasi paling cepat, demikian pula sebaiknya. Eluat ditampung pada tabung reaksi dengan volume penampungan 3 mL/fraksi sebanyak 18 tabung.
Masing-masing fraksi yang ditampung kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 280nm yang merupakan serapan maksimum untuk enzim protease sehingga akan diperoleh nilai absorbansinya. Sebagai blanko digunakan air suling yang berfungsi untuk mengkalibrasi skala pada spektrofotometer supaya menunjukkan skala nol. Dari grafik absorbansi, diperoleh 3 puncak, pertama puncak tinggi.Pada tahap pemurnian di fraksi 5, pada tahap penentuan aktivitas enzim pada fraksi 12, pada tahap penentuan kadar protein pada fraksi 17. Kemungkinan besar puncak 1 merupakan protein/enzim, sedangkan puncak 2 adalah garam. Namun untuk membuktikannya maka dilakukan uji penentuan kadar protein dan uji aktivitas enzim protease.
Tahap berikutnya adalah penentuan kadar protein dengan metode Lowry. Sebenarnya penentuan kadar protein juga dapat dilakukan dengan metode lainnya seperti Kjeldahl. Pada percobaan ini tidak digunakan analisis Kjeldahl karena sampel berupa padatan. Selain itu pada analisis dengan metode Kjeldahl penentuan kadar protein melalui proses destruksi, apabila hal itu dilakukan maka enzim akan terdenaturasi dan kadar protein tidak dapat ditentukan.
Kelebihan metode Lowry, yaitu sensitif untuk range yang luas, biasanya digunakan untuk penentuan protein , dapat bekerja pada suhu kamar, 10-20 kali lebih sensitif daripada detektor UV dan sampel yang digunakan sedikit karena jumlahnya dalam satuan mikro.
Walaupun begitu, metode Lowry mempunyai beberapa kerugian antara lain , isolat yang diperoleh tidak murni karena ada substansi lain yang ikut teruji; reagen tembaga alkalin harus dibuat segar karena akan menghasilkan endapan karbonat bila disimpan lama; sensitif terhadap cahaya, jadi pemendaran cahaya pada pengerjaan harus tetap konsisten untuk semua sampel; intensitas warna bervariasi untuk protein yang berbeda.
Metode Lowry terjadi dalam dua tahap reaksi yang berbeda. Pertama, terjadi reaksi Biuret yang merupakan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara Cu2+ dengan gugus –NH dari rantai peptida pada protein. Tahap kedua, reduksi pereaksi Folin-Ciocalteu (fosfomolibdat dan fosfowolframat) oleh asam amino tirosin dan triptofan. Reaksi Biuret sendiri tidak terlalu sensitif, namun dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu membuat metode ini lebih sensitif 1000 kali dibandingkan reaksi Biuret sendiri. Dengan adanya Cu2+ dalam suasana basa, biuret akan membentuk kompleks berwarna ungu.


Protein Ungu

Absorpsi warna dari reaksi biuret dalam penentuan kadar protein diukur pada panjang gelombang maksimum 750 nm maka absorbansinya diketahui.
Sampel (air, ekstrak kasar, hasil fraksionasi, puncak 1 dan puncak 2) ditambahkan 5 mL pereaksi C (campuran 50 mL pereaksi A dan 1mL pereaksi B). Pereaksi A adalah larutan natrium karbonat 2% dalam natrium hidroksida 0,1M yang berfungsi sebagai pemberi suasana basa pada reaksi pembentukan senyawa kompleks antara Cu2+ dengan gugus–NH dari rantai peptida pada protein. Pereaksi B adalah larutan tembaga (II) sulfat pentahidrat 0,5% dalam Na-K-tartar 1% yang berfungsi sebagai sumber ion Cu2+ dalam percobaan. Larutan dibiarkan 10 menit supaya proses dapat berlangsung. Selanjutnya ditambahkan pereaksi D yaitu pereaksi Folin-Ciocalteu (fosfomolibdat dan fosfowolframat) yang akan direduksi oleh asam amino tirosin dan triptofan yang berasal dari molekul protein. Larutan didiamkan 30 menit agar proses reduksi berlangsung sempurna. Kompleks biru yang terbentuk menandakan bahwa proses ini telah selesai.
Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode spektrofotometri. Dalam metode ini sampel yang digunakan adalah larutan yang berwarna karena spektrofotometri dapat mendeteksi adsorpsi sinar tampak oleh larutan yang berwarna. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan panjang gelombang 750 nm pada spektrofotometer UV, panjang gelombang ini akan memberikan serapan maksimum oleh molekul protein sehingga akan memberikan nilai absorbansi maksimum. Protein yang pertama kali ditentukan kadarnya adalah larutan protein standar yaitu kasein yang dilarutkan dalam air. Setelah didapat nilai absorbansinya kemudian dibuat kurva baku konsentrasi terhadap absorbansi yang akan digunakan untuk menentukan kadar protein sampel dengan cara memplotkan absorbansi hasil pengukuran terhadap kurva baku tersebut sehingga diperoleh hasil yaitu kadar protein untuk ekstrak kasar sebesar 164,346 % pada fraksi 10.
Selanjutnya dilakukan uji aktivitas enzim protease. Sampel (air, ekstrak kasar, hasil fraksionasi, puncak 1 dan puncak 2) sebanyak 1 mL masing-masing ditambahkan dengan 0,5 mL N,N-dimetil kasein yang berfungsi sebagai substrat yang akan terikat pada sisi aktif enzim sehingga aktivitas enzim dapat diketahui. Untuk mempertahankan kestabilan protein substrat maka kompleks enzim – subtrat ditambahkan 0,9mL buffer fosfat pH 7,6 karena kebanyakan protein stabil pada daerah pH netral. Kasein yang ditambahkan jumlahnya harus berlebih agar seluruh enzim dapat terikat. Enzim protease akan memecah ikatan peptida substrat membentuk asam amino penyusunnya. Banyaknya asam amino yang terbentuk itulah yang menentukan aktivitas enzim protease. Semakin banyak asam amino yang terbentuk maka aktivitasnya semakin besar.
Agar enzim dapat mengkatalisis reaksi pemecahan protein dari kompleks tersebut diinkubasi pada suhu 37 C selama 30 menit. Suhu ini merupakan suhu optimum untuk enzim, jika inkubasi dilakukan di atas suhu optimumnya dikhawatirkan enzim akan terdenaturasi sehingga aktivitas enzim tidak dapat ditentukan. Pada saat inkubasi, di dalam campuran terjadi hidrolisis protein oleh enzim protease. Setelah 30 menit dilakukan penambahan asam trikloroasetat (TCA) 8% sebanyak 0,5 mL yang berfungsi untuk memutuskan rantai peptida yang panjang menjadi rantai peptida yang pendek sehingga proses hidrolisis terhenti (inhibitor). Larutan lalu disaring dengan kertas saring. Untuk memisahkan kasein yang terendapkan dengan supernatannya dan untuk mendapatkan filtrat yang bebas dari pengotor. Pada supernatan inilah terdapat asam amino dari substrat yang dipecah.
Untuk mengetahui tingkat aktivitas enzim, maka absorbansi supernatan diukur dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 280 nm. Panjang gelombang ini akan memberikan serapa maksimum untuk enzim protease. Sebelum sampel dimasukkan ke dalam spektrofotometer UV-vis, ke dalam spektrofotometer harus dimasukkan larutan blanko (air) terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengkalibrasi alat spektrofotometer.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan nilai aktivitas spesifik enzim protease fraksi 1 adalah unit.mg-1, dan pada fraksi 8 adalah unit.mg-1. Secara keseluruhan terjadi beberapa penyimpangan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor – faktor berikut ini:
1. Pada saat penyaringan setelah penambahan TCA pada prosedur penentuan aktivitas enzim. Penggunaan kertas saring akan menyebabkan protein teradsorbsi sehingga akan mempengaruhi pengujian aktivitas enzim.
2. Karena adanya galat teknis yaitu kesalahan pada alat spektrofotometer. Pada saat percobaan, spektrofometer bekerja tidak stabil sehingga ada beberapa serapan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.








BAB V
KESIMPULAN
1. Enzim protease dapat diisolasi dari fraksi jahe dengan sentrifugasi
2. Enzim protease dapat dimurnikan dengan kromatografi kolom filtrasi gel
3. Aktivitas enzim protease dari fraksi jahe dapat ditentukan dengan penambahan N,N-dimetil kasein, sehinnga di peroleh hasil yaitu:
 Ekstrak kasar 10X : unit/mL
 Ekstrak Halus 10X : unit/mL
 Sampel dari kolom (F12) : unit/mL

4. Kadar protein dari sampel Jahe (Zingiber officinale) yang diperoleh melalui metode Lowry, yaitu:
 Ekstrak kasar 10X : 21,7125 mg/mL
 Ekstrak kasar 100X : -2,3138 mg/mL
 Ekstrak Halus 10X : -2,2227 mg/mL
 Ekstrak Halus 100X : -1,6078 mg/mL
 Sampel dari kolom (F17) : 46,85 mg/mL


DAFTAR PUSTAKA
Achmad S.A., 1992. Kimia Organik Bahan Alam. Penerbit Karunika, Jakarta.
Holme,D.J.&H.Peck.1993.Analytical Biochemistry.Longman Scientific &Technical.Singapore.
Alexander R.R. dan J.M. Griffiths, 1992, ed ke-2, Basic Biochemical
Methods, Wiley-Liss, New York
Jain, S.K., dan S. Lata, 1996, Unique Indigenous Amazonian Uses of Some Plants Growing in India, IK Monitor 4(3) article. http://www.nuffic.nl/ciran/ikdm. Accesed 2000 December 5.
Koswara, S., 1995. Jahe dan Hasil Olahannya, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Lehninger,A.L.1982. Dasar-Dasar Biokimia, diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaja. Erlangga.Jakarta.
Lehninger,A.L. 1994. Dasar - Dasar Biokimia, diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaya. Erlangga. Jakarta.
Mathews,C.K.&M.E.Van Holde.1990.Biochemistry.The Benjamin Cummings Publishing Company.California.
Nelson,D.L.&M.C.Michael.2008.Principle of Biochemistry.Fifth edition.W.H. Fremann and Company.New York.
Nursal, S. Wulandari dan S.W. Juwita, 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):64-66, 2006.



Page,D.S. 1997. Prinsip – Prinsip Biokimia, diterjemahkan oleh R.Soendoro. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta
Poedjadi. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Rao, M. B., A. M. Tanksale, M. S. Ghatze, U. V. Deshpande. 1998. Molecular and Biotechnology Aspects of Microbial Protease. Microbial and Molecular Biology Review. 62: 597-628.
Rossari, A., 2002. Minyak Atsiri Jahe Sebagai Antifilariasis Malayi Ditinjau dari Kedokteran dan Islam. Skripsi Fakultas kedokteran Universitas YARSI. Bandung.
Skoog, D.A., D.M.West., & F.J Holler. 1992. Fundamentals of Analytical Chemistry. Sixth Edition. Sounders College Publishing. New York.
Scopes, R.K. 1994. Protein Purification: Principles and Practice. Springer Veriag. New York.
Toha, H.A.2005. Deoxyribo Nucleic Acid : Keanekaragaman, Ekspresi, Rekayasa & Efek Pemanfaatannya. Alfabeta. Bandung.
Wilson, K. and Walker, J. 2000. Principles and Techniques of Practical Biochemistry. Fifth Edition. Cambridge University Press. England.
Winarno,F.G.1983.Enzim Pangan.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Zakaria, F.R., 1995. Jahe Berpotensi Mencegah Infeksi Virus. http://www2.kompas. com /kompas-cetak/0510/17/ilpeng/2128007.htm.17 Oktober 2005.
LAMPIRAN

Perhitungan Kuantitatif Hasil Percobaan
Tabel Data Perhitungan :

Sampel Vol
/mL KP
/mgmL-1 AU/unitmL-1 PT/mg AT/unit AS/unitmg-1 Perolehan/% Kemurnian
Ekstrak kasar
100x
10x 16,4

-2,3138
21,712


2,64

-37,946
356,08


43,29



0,1215

Fraksio-nasi
100x
10x 5,324

-1,6078
-2,2227


33,33

-12,318
-11,833


177,98



Puncak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
718.74
-0,0136
-0,4008
-0,8335
-1,8811
-0,9702
-0,1047
-2,3365
-0,3552
-2,6326
-3,3158
-3,1564
-3,2703
-3,1337
-3,0198 0,8973
-0,674 46,85
-1,015

39,33
-2,97
-35,97
-15,84
-24,09
-3,3
-19,47
-8,25
-25,08
-9,9
-6,93
-0,33
-40,26
-5,28
-18,48
-6,93
-12,87
-3,96
-9,8395
-288,07
-599,069 1351,94
-697,32
-75,252
-1679,33
-255,296
-1894,74
-2383,19
-2268,63
-2350,04
-2252,31
-2170,45 709,612
-484,50 33672,96 730,024

28268, 04
-2134,65
-25853,07
-11384,84
-17314,44
-2371,842
-13993,86
-5929,605
-18025,99
-7115,52
-4980,8
-237,18
-28815,6
-3794,94
-13282,3
-4980,86
-9250,18
-2846,21
2872,9
7,4102
43,105
-8,4210 24,829
31,518
8,3329
234,40
9,5136
2,9857
2,1955
0,1009
12,793
1,7484
-18,717
10,280
0,2747
3,8987


652,90
-49,30
-577,9
-262,9
-39,99
-54,78
-323,2
-136,9
-416,3
164,34
-115,04
-5,478
-665,5
-87,65
-306,7
-115,0
-213,6
-65,73
-65,73
65,38 60,98 354,77 -69,30 204,35 259,40 68,57 1929,24 78,30 24,57 1,609 0,830 105,29 14,390 154,055 84,612 -2,260

1. Volume Sampel
Rumus :
a = Vekstrak kasar
Vekstrak kasar
b = Vsampel hasil pengendapan = x Vpelarut
Vsisa ekstrak


b
c = x (jumlah fraksi x Vtiap fraksi)
Vsampel di kolom
Perhitungan :
a = 16,4 mL
16,4 mL
b = x 5 mL = 5,324 mL
(16.4-1) mL
5,324 mL
cI = x 18 x 3 mL = 718.74 mL
0.4 mL


2. Kadar Protein / mgmL-1
Rumus :
y = bx + a
A= 0,04391x+0,0576

 F1
0,031 = 0,04391x + 0,0576
x = -0,01369
 F2
0,040 =0,04391x + 0,0576
x = -0,4008
 F3
0,021 = 0,04391x + 0,0576
x = -0,8335
 F4
-0,025 = 0,04391x + 0,0576
x = -1,8811
 F5
0,015 = 0,04391x + 0,0576
X = -0,9702
 F6
0,053 = 0,04391x + 0,0576
X = -0,1047
 F7
0,045 =0,04391x + 0,0576
X = -2,3365
 F8
0,042 = 0,04391x + 0,0576
X = -0,3552
 F9
0,058 = 0,04391x + 0,0576
X = -2,6326
 F10
-0,088 =0,04391x + 0,0576
X = -3,3158
 F11
-0,081 =0,04391x + 0,0576
X = -3,1564
 F12
-0,086 =0,04391x + 0,0576
X = -3,2703
 F13
-0,080 = 0,04391x + 0,0576
X = -3, 1337
 F14
-0,075 = 0,04391x + 0,0576
X = -3,0198
 F15
-0,097 = 0,04391x + 0,0576
X = 0,8973

 F16
0,028 =0,04391x + 0,0576
X = -0,6741
 F17
2,115 = 0,04391x + 0,0576
X = 46,85
 F18
0,013 = 0,04391x + 0,0576
X = -1,0157
 EH 100 X
-0,013 =0,04391x + 0,0576
X = -1,6078
 EH 10 X
-0,040 = 0,04391x + 0,0576
X = -2,2227
 EK 100 X
-0,044 = 0,04391x + 0,0576
X = -2,3138
 EK 10 X
1,011 = 0,04391x + 0,0576
X =21,7125


3. Aktivitas Unit/unit mL-1
Rumus :
Asampel 280 nm – Ablanko 280 nm
Au =
0,001 x t inkubasi x Venzim

1. AU = unit mL-1
2. unit mL-1
3. unit mL-1
4. unit mL-1
5. unit mL-1

6. unit mL-1
7. unit mL-1
8. unit mL-1
9. ,08 unit mL-1
10. unit mL-1
11. unit mL-1
12. unit mL-1
13. unit mL-1
14. unit mL-1
15. unit mL-1
16. unit mL-1
17. unit mL-1
18. unit mL-1
19. EH 10X unit mL-1
20. EK 10X unit mL-1

4. Protein Total /mg
PT = Vsampel x Kp
1. PT = 718,74 x (-0,01369) = -9,8395 mg
2. PT = 718,74 x (-0,4008) =-288,07 mg
3. PT = 718,74 x (-0,8335) = -599,0698 mg
4. PT = 718,74 x (-1,8811) = 1351,9466 mg
5. PT = 718,74 x (-0,9702) = -697,32 mg
6. PT = 718,74 x (-0,1047) = -75,2521 mg
7. PT = 718,74 x (-2,3365) = -1679,3360 mg
8. PT = 718,74 x (-0,3552) = -255,2964 mg
9. PT = 718,74 x (-2,6326) = -1894,7423 mg
10. PT = 718,74 x (-3,3158) =-2383,1980 mg
11. PT = 718,74 x (-3,1564) =-2268,6309 mg
12. PT = 718,74 x (-3,2703) =-2350,0495 mg
13. PT = 718,74 x (-3,1337) = -2252,3155 mg
14. PT = 718,74 x (-3,0198) = -2170,4510 mg
15. PT = 718,74 x (0,9873) = 709,612 mg
16. PT = 718,74 x (-0,677441) = -484,5026 mg
17. PT = 718,74 x (46,85) = 33672,969 mg
18. PT = 718,74 x (-1,0157) =-730,0242 mg
EK 10 X = 16,4 X (21,7125)= 356,085 mg
EK 100 X =16,4 X (2,3138) =-37,9463 mg
EH 10 X = 5,324 X(-2,2227) = -11,8336 mg
EH 100 X = 5,324 X (-2,3138) = -12,3186 mg


5. Aktivitas Total / unit
AT = V Sampel x AU
1. AT = 718,74 X(39,33)= 28268, 044 unit
2. AT = 718,74 X(-2,97)=-2134,657 unit
3. AT = 718,74 X(-35,97)=-25853, 077 unit
4. AT = 718,74 X(-15,84)= -11384,84 unit
5. AT = 718,74 X(-24,09)=-17314,446 unit
6. AT = 718,74 X(-3,3)= -2371,842 unit
7. AT = 718,74 X(-19,47)= -13993,86 unit
8. AT = 718,74 X(-8,25)=-5929,605 unit
9. AT = 718,74 X(-25,08)=-18025,99 unit
10. AT = 718,74 X(-9,9)=-7115,526 unit
11. AT = 718,74 X(-6,93)=-4980,86 unit
12. AT = 718,74 X(-0,33)=-237,1842 unit
13. AT = 718,74 X(-40,26)=-28815,6924 unit
14. AT = 718,74 X(-5,28)=-3794,9472 unit
15. AT = 718,74 X(-18,48)=-13282,3152 unit
16. AT = 718,74 X(-6,93)=-4980,8680 unit
17. AT = 718,74 X(-12,87)=-9250,1838 unit
18. AT = 718,74 X(-3,96)=-2846,2104 unit
EK AT = 718,74 X(2,64)=43,29 unit
AH = 718,74 X(33,33)= 177,9822 unit



6. Aktivitas Spesifik / unit.mg-1
Rumus :
AT
AS =
PT

1. AS= unit.mg-1
2. unit.mg-1
3. unit.mg-1
4. unit.mg-1
5. unit.mg-1
6. unit.mg-1
7. unit.mg-1
8. unit.mg-1
9. unit.mg-1
10. unit.mg-1
11. unit.mg-1
12. unit.mg-1
13. unit.mg-1
14. unit.mg-1
15. unit.mg-1
16. unit.mg-1
17. unit.mg-1
18. unit.mg-1
EK  0,1215 unit.mg-1
EH  unit.mg-1






7. Perolehan / %
Perolehan

1. %
2.
3. %
4. %
5. %
6. %
7. %
8. %
9. %
10. 164,346 %
11. %
12. %
13. %
14. %
15. %
16. %
17. %
18. %



8. Kemurnian
Rumus :
AS*
Kemurnian =
AS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.